Ya Ampun! Dana Desa Rp 363 Juta Kok Cuma Bersihkan Parit
“Buatlah seminggu. Terus berapalah anggarannya? Ini sudah tidak masuk akal lagi,” ketusnya.
Masih kata Gunadi, sekalipun ditambah dengan 2 plat dwiker yang belakangan dibangun, dengan menggunakan sumber dana yang sama, tetap anggaran dana desa tersebut berlebih cukup banyak.
“Kalau saya disuruh mengerjakan ini, untuk mencuci parit ini, Rp70 juta pun saya terima. Ditambah pembuatan plat dwiker 2, nggak sampai Rp100 juta, sudah siap saya kerjakan itu. Berarti totalnya hanya Rp170 juta saja. Sisanya kemana?” katanya.
Menurut informasi yang diterima warga dari tukang yang mengerjakan plat dwiker tersebut, mereka hanya diberi upah borongan Rp 6 juta per unit.
“Kalau plat dwikernya 2 berarti upahnya hanya Rp12 juta saja. Berapa banyak rupanya bahan yang diperlukan untuk mengerjakannya?” pungkasnya.
Warga lainnya, Tri Multa Nainggolan, menambahkan, saat warga meminta penjelasan kepada oknum kepala desa mereka, FS malah membentak warga yang mencaritahu tentang aliran dana desa mereka.
Padahal, menurut ketentuannya, warga berhak dan berkewajiban mengetahui dan mengawasi penggunaan dana desa.
“Sedangkan menanyakan RAB (Rencana Anggaran Biaya) saja sudah marah, apalagi meminta. Itu yang marah kali dia (kepala desa) sama kami waktu ditanya soal dana desa itu,” kata pria yang juga ketua Jaringan Pendamping
Sejumlah warga di Desa Sigodung, Kecamatan Sirandorung, Tapteng, Sumut, tengah mempermasalahkan sebuah proyek di daerah tersebut.
- Mantan Kades di Simalungun Ini Sudah Ditangkap Polisi, Begini Kasusnya
- Mantan Kades di Situbondo Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa
- Bupati Tapanuli Berbagi Cerita tentang Membangun Negeri Lewat Pengembangan Desa Kuat
- Terungkap! Kecurangan KPPS Bikin Suara Anies Baswedan Meroket di Tapteng
- Korupsi Dana Desa Sebesar Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Ditangkap Polisi
- TKN Sebut Saksi Prabowo-Gibran jadi Korban Penganiayaan di Tapanuli Tengah