YAICI dan MKPP Aisyiyah Minta Masyarakat Kurangi Konsumsi SKM, nih Alasannya

YAICI dan MKPP Aisyiyah Minta Masyarakat Kurangi Konsumsi SKM, nih Alasannya
Seniman pantomim dari Dewan Kesehatan Rakyat melakukan aksi teatrikal untuk tidak memberi susu kental manis kepada anak di Jakarta. Foto: Antara/Reno Esnir

“Berbagai alasan orang tua terutama di wilayah pedesaan dalam memberikan SKM untuk anak adalah fakta yang ditemukan di masyarakat khususnya di pedesaan. Alasannya karena sudah terbiasa serta pengaruh iklan di televisi,” ujar Arif Hidayat.

Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Dra Chairunnisa M.Kes mengatakan penelitian ini untuk mengetahui tingkat gizi buruk dan stunting serta dampak pemberian SKM/KKM dan faktor lainnya terhadap kejadian stunting pada balita.

Penelitian di 3 provinsi ini terkait dengan kegiatan Gerakan Aisyiyah Sehat (GRASS) yang didalamnya ada pencegahan stunting, Penyakit Tak Menular (PTM), Kesehatan Ibu dan Anak dan Peningkatan Cakupan Imunisasi yang bekerjasama dengan Promkes dengan Mobilisasi Sosial menggerakan masyarakat di 9 Kabupaten. Penelitian ini juga melibatkan kader GRASS sebagai penggali data dan informasi di lapangan.

“Penelitian ini diperlukan untuk memberikan rekomendasi sebagai dasar pengambilan kebijakan kesehatan masyarakat yang bersifat promotive dan preventif menurunkan prevalensi stunting,” jelas Chairunnisa.

Penelitian dilakukan dengan pendekatan mix method yang menggabungkan kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survey cepat dengan variabel dependen penelitian adalah kejadian stunting pada balita, dimana variabel independent utamanya adalah konsumsi SKM/KKM.

Sementara pendekatan kualitatif, dilakukan menggunakan metode pengumpulan data wawancara mendalam (terhadap stakeholders, yaitu dinas kesehatan, IDAI, Kepala Puskesmas, Tokoh masyarakat) dan observasi langsung di masyarakat.

Pengisian survei oleh responden di tiga fokus penelitian yaitu Banda Aceh, Takengon (Aceg Tengah) serta Sigli di kabupaten Pidie telah dilakukan. Berdasarkan survei dan pendataan tersebut, ditemukan sejumlah keluarga yang anak-anaknya mengonsumsi krim kental manis (KKM).

Keluarga Ibu Juniar di Pidie misalnya, ketiga anaknya yang berusia 2,5 tahun, 1,5 tahun dan 6 bulan mengonsumsi KKM. Menurut penuturan perantau asal Medan ini, awal mula anak-anaknya mengonsumsi KKM datang dari anaknya yang paling besar. Rata-rata, dalam satu hari masing-masing anak mengonsumsi 3 gelas KKM.

Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI) bersama dengan Majelis Kesehatan PP Aisyiyah melakukan survei tentang kebiasaan konsumsi susu kental manis (SKM) dan dampaknya terhadap gizi buruk anak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News