Yang Ingin Demo Jokowi Besok, Simak Baik-baik Perbandingan Bang Adian soal era Soeharto hingga SBY

Yang Ingin Demo Jokowi Besok, Simak Baik-baik Perbandingan Bang Adian soal era Soeharto hingga SBY
Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekjen PENA 98 Adian Napitupulu membandingkan harga BBM di tiga kepala negara, yakni Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Adian, kenaikan BBM era Jokowi belum seberapa dibanding rezim Soeharto dan SBY.

Hal itu disampaikan Adian menyusul wacana aksi massa besar-besaran di berbagai kota pada Senin (11/4) besok. Salah satu tuntutannya ialah kenaikan harga BBM.

"Setahu saya harga BBM yang naik itu adalah jenis Pertamax dari Rp 9 ribu menjadi Rp 12.500. Kenaikan tersebut disebabkan banyak faktor baik dalam dan luar negeri," kata Adian dalam siaran pers, Minggu (10/4).

Politikus PDI Perjuangan itu menyadari kenaikan harga Pertamax tentu berdampak langsung pada ekonomi, khususnya kelas menengah ke atas. Sebab, pengguna Pertamax umumnya ialah mobil atau motor pribadi yang masuk kategori menengah dan mewah dengan kisaran harga kendaraan antara ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Adian menganggap pengguna Pertamax tidak merugikan tukang ojek, sopir angkutan umum, angkutan sayur mayur, dan kelompok ekonomi lemah lainnya.

Aktivis 1998 itu menduga sekitar 14 persen kelas menengah ke atas pengguna Pertamax pendapatannya di kisaran Rp 15 juta per bulan.

"Tetapi, ya, sudahlah, cara pandang, kepentingan, dan tujuan, kan, bisa beda-beda. Walau demikian mungkin tulisan tentang perbandingan harga BBM dari tiga presiden ini bisa untuk membandingkan data dari yang lainnya. Perbandingan ini dibuat dengan beberapa catatan yaitu, pertama, harga BBM yang dibandingkan adalah jenis Premium dan atau Pertalite. Kedua, perbandingan menggunakan UMR Jakarta dalam beberapa kurun waktu," kata Adian.

Adian Napitupulu menilai massa aksi yang menuntut soal kenaikan harga BBM kepada Presiden Jokowi kurang tepat. Dia membandingkan tiga presiden.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News