Yogyakarta Terasa Dingin, Ini Penjelasan BMKG
jpnn.com, YOGYAKARTA - Suhu udara di Daerah Istimewa Yogyakarta selama beberapa hari terakhir mencapai titik terendah 17 derajat Celsius.
"Dalam dua sampai tiga hari ini, suhu minimum di malam hingga pagi hari mencapai 17-19 derajat Celsius atau cukup dingin," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum, Sabtu (1/8).
Etik menjelaskan suhu dingin dan kering yang dirasakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini merupakan dampak dari intrusi atau bertiupnya angin yang berasal dari Australia atau monsoon dingin Australia.
"Intrusi angin dingin yang berasal dari Australia ini berdampak pada temperatur yang terasa dingin terutama di wilayah bagian selatan Indonesia termasuk Yogyakarta," kata dia.
Intrusi angin dingin Australia ini, kata dia, di samping sifatnya dingin juga bersifat kering dengan kandungan uap air yang sangat rendah sehingga pertumbuhan awan saat ini juga sangat kecil terjadi.
Dengan kurangnya tutupan atau pembentukan awan, lanjut Etik, kemudian berdampak pula pada radiasi balik bumi ke atmosfer dengan cepat keluar dari bumi akibatnya temperatur di bumi menjadi cepat dingin.
Menurut Etik, tempetur dingin ini mengindikasikan pula bahwa wilayah DIY akan memasuki puncak musim kemarau.
"Temperatur dingin dan kering ini masih berpotensi muncul hingga puncak musim kemarau berlangsung," kata dia.
Suhu udara di Daerah Istimewa Yogyakarta selama beberapa hari terakhir mencapai titik terendah 17 derajat Celsius.
- BMKG: Titik Panas di Kaltim Alami Penurunan
- Prakiraan Cuaca Riau 18 April 2024, BMKG: Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang
- Nasabah KUR BRI, Sate Klathak Pak Pong jadi Primadona Wisata Kuliner saat Mudik ke Yogyakarta
- BPBD Ingatkan Warga Banjarnegara Akan Bahaya Cuaca Ekstrem
- Waspada Cuaca Ekstrem di Riau 16-21 April 2024, Berpotensi Terjadi Bencana
- BMKG: Daftar Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini 17 April 2024