Bang Yorrys Anggap Pembentukan TGPF Penembakan Pendeta Yeremia Tak Selesaikan Masalah

Bang Yorrys Anggap Pembentukan TGPF Penembakan Pendeta Yeremia Tak Selesaikan Masalah
Yorrys Raweyai. Foto: Dok. JPNN.com

"Jika demikian, maka pembentukan TGPF sama sekali tidak akan menjawab kebenaran yang hendak dihasilkan dari pencarian fakta," ungkap dia.

Menurutnya, tidak dilibatkannya pihak-pihak yang seharusnya mewakili suara dan aspirasi masyarakat Papua tentu saja hanya akan menghasilkan kesimpulan subjektif. Sebab, kata dia, sejak awal tim tersebut tidak memenuhi unsur independensi dan imparsialitas sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pencarian fakta dan kebenaran itu sendiri.

MPR for Papua memandang sikap pemerintah pusat dalam menindaklanjuti kasus demi kasus sesungguhnya merupakan bagian dari cara dan pola lama yang tidak beranjak sedikitpun dari kelazimannya.

"Parsialitas penanganan Papua masih bercokol dalam paradigma penyelesaian persoalan. Akibatnya, cara dan pola tersebut pun tidak akan menghasilkan kesimpulan yang baru," kata Yorrys.

MPR for Papua memandang pembentukan TGPF adalah manuver sia-sia dari kekuasaan yang buta, tuli dan abai atas aspirasi orang Papua.

Para wakil rakyat sebagai perpanjangan tangan dan suara Papua di parlemen yang tidak tersentuh sedikitpun oleh kebijakan pemerintah, hanya akan berakibat pada makin hilangnya kepercayaan publik Papua terhadap pemerintah pusat.

Bahkan, kata dia, muncul anggapan berbagai pertemuan MPR for Papua dengan pemerintah pusat selama ini kiranya hanyalah retorika demi kepentingan pragmatisme kekuasaan. Selebihnya, lanjut Yorrys, niat dan maksud baik MPR for Papua sama sekali tidak menuai respons signifikan.

"Pemerintah pusat berjalan sendiri mengatasnamakan pencarian fakta dan kebenaran yang boleh jadi merupakan ilusi yang tidak berujung. Hingga suatu saat gejolak dan persoalan Papua makin menganga dan tidak lagi bisa disembuhkan," katanya.

Ketua MPR for Papua Yorrys Raweyai menilai penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya menambah deretan luka dan duka yang dialami masyarakat Papua di masa pemerintahan Presiden Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News