Yosepa Hayat, Sosok yang Diduga Bomber di Solo

Bertengkar dengan Mertua, Dua Tahun Tinggalkan Anak dan Istri

Yosepa Hayat, Sosok yang Diduga Bomber di Solo
Yosepa Hayat, Sosok yang Diduga Bomber di Solo

"Saya tidak tahu Hayat ada di mana sekarang. Sejak dia SD, saya sudah berpisah karena Hayat bersama orang tuanya pergi transmigrasi ke Kalimantan," lanjutnya.

   

Sejak saat itu Hayat tidak pernah kembali ke Astanalanggar, desa yang menjadi tanah kelahirannya. Padahal, Daud, ayah Hayat, yang bekerja sebagai penjual bakso di Jalan Pandesan, Kota Cirebon, sudah kembali dari perantauan.

Dia mengakui, setelah insiden bom di kompleks Masjid Polres Cirebon April lalu, nama Hayat sering menjadi pembicaraan warga karena dianggap terlibat. Hal itu membuat Marsiah cemas. Bahkan, rumahnya pernah digeledah polisi. "Tiap malam saya selalu berdoa agar dia (Hayat) selamat. Jika polisi datang, silakan saja geledah," terangnya.

Dia mengatakan, yang dikatakan orang selama ini tentang Hayat yang diduga terlibat dalam rentetan kasus peledakan bom merupakan fitnah besar. Sebab, belum ada kebenaran yang jelas mengenai keterlibatan itu. "Cucu saya difitnah," ujarnya sambil menitikkan air mata. (jpnn/c2/kum)

Jika memang benar pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Solo itu adalah Yosepa Hayat, dia merupakan menantu Kirmanto, warga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News