Yourway Myway

Oleh: Dahlan Iskan

Yourway Myway
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sampai-sampai saya sering terpikir: selamat akan saya coba Disway terbit tanpa tulisan saya. Atau hanya berisi judul saja, tanpa isi. Pasti tidak ada yang terasa hilang.

Toh, banyak pembaca yang memulai membaca Disway justru dari komentarnya dulu. Ini penghinaan yang jujur sebenarnya. Tetapi kalau faktanya begitu maka saya tidak bisa mengenakan pasal penghinaan.

Penghinaan yang benar adalah kebenaran. Maka pasal yang harus dikenakan bukanlah pasal penghinaan tetapi pasal introspeksi.

Dari pertemuan "Perusuh" Disway di Agrinex, Banten Selatan, tutup tahun lalu saya pun sadar: level pembaca Disway ternyata begitu tingginya.

Tanpa pertemuan itu sebenarnya sudah bisa diketahui: dari membaca kualitas komentar di Disway. Pertemuan Agrinex hanyalah konfirmasi belaka.

Berarti pembaca Disway sudah pada tingkat tidak layak didikte. Terutama oleh opini saya.

Berarti Anda, dengan latar belakang seperti itu, adalah orang-orang yang berpikir sangat independen.

Berarti sudah waktunya saya merenungkan suara-suara di komentar Disway. Terutama suara ini: berikanlah wadah ekspresi bagi pembaca. Diwadahi hanya di kolom komentar tidak lagi memadai.

MINGGU depan, genap lima tahun saya menulis di Disway. Setiap hari. Tanpa absen satu hari pun. Pun ketika saya di pedalaman Amerika. Atau Tiongkok. Atau India.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News