YPBI: Styrofoam Tak Bermasalah, Kenapa Harus Dilarang?

YPBI: Styrofoam Tak Bermasalah, Kenapa Harus Dilarang?
Ilustrasi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Ketua Yayasan Peduli Bumi Indonesia (YPBI) Ananda Musatajab Latif mengingatkan agar kota-kota di Indonesia termasuk Bandung untuk membuat manajemen pengelolaan sampah yang bagus dan modern.

"Timbulan sampah dapat berdampak negatif terhadap DAS dan fasilitas publik lainnya. Sungai menjadi dangkal dan tersumbat dan saluran air terpadati oleh material sampah padat yang bermacam-macam, satu di antaranya adalah Styrofoam," katanya, Rabu (1/3) siang.

Menurutnya, Styrofoam ini menjadi polemik saat ini dan memicu reaksi Pemerintah Kota Bandung beberapa waktu lalu yang mengeluarkan Surat Edaran Walikota tentang pelarangan styrofoam.

Surat edaran itu memang membuat banyak kalangan mempertanyakan bahwa benarkah styrofoam merupakan permasalahan utama sampah di kota-kota besar. Kemudian muncul pertanyaan, berbahayakah bahan kemasan itu bagi kesehatan, mengingat selama ini sudah banyak digunakan untuk kemasan makanan dan tidak pernah terdengar bermasalah.

Menurut Ananda, pemerintah harusnya bukan melarang, tapi melakukan pendekatan yang lebih baik terhadap produsen kemasan plastik & styrofoam yang mudah terurai (ramah lingkungan).

"Mereka ini harus didorong untuk memacu ekonomi secara kreatif, bukan melarang karena dikuatirkan akan mematikan industri yang berdampak bertambahnya pengangguran," ungkapnya.

Untuk memberikan solusi, pemerintah Kota Bandung menurutnya memerlukan manajemen pengelolaan sampah yang apik dan moderen diserta Law enforcement yang tegas bagi pencemar lingkungan dengan penanganannya bersifat komprehensif.

Selain itu, juga diperlukan pendekatan secara Law Compliance yaitu menumbuhkan ketaatan masyarakat terhadap kaidah-kaidah hidup di perkotaan secara apik dan ramah lingkungan.

 Ketua Yayasan Peduli Bumi Indonesia (YPBI) Ananda Musatajab Latif mengingatkan agar kota-kota di Indonesia termasuk Bandung untuk membuat manajemen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News