Yudawati Jualan Pempek Palembang Omzet Rp 100 Juta per Bulan

Yudawati Jualan Pempek Palembang Omzet Rp 100 Juta per Bulan
Walikota Palembang, H Harnojoyo saat melakukan teleconference dengan Yudawati yang saat ini masih berada di London, Inggris. Foto: Kris/Sumatera Ekspres

Meskipun cukanya agak berbeda, sedikit bewarna kekuningan dan tidak hitam dan pedas seperti biasanya, penganan berbahan baku ikan tenggiri dan cukanya itu rupanya nyetel di lidah orang London.

"Tapi banyak orang London yang suka memesan menu pempek di sini. Selain itu ada juga pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Inggris datang ke sini," kata Yudawati melalui Skype (teleconference), berbincang dengan Wali Kota Palembang, H Harnojoyo di Pabrik Pempek Beringin Km 7, beberapa waktu lalu.

Menurut perempuan asal Pagaralam ini, cukanya agak berbeda karena dia kesulitan memperoleh bahan baku tambahan.

"Saya harus impor gula merah dari India agar bisa membuat kuah cuka. Untuk ikan tenggiri saya memesannya ke persatuan pelaut dan nelayan di London. Jika tidak, maka terpaksa diimpor langsung dari Indonesia. Nah, untuk terigu dan bahan lain seperti bawang dia dapat dari pasar setempat.”

Alhasil, Warung Rumpinya pun mampu meraup omzet lebih dari Rp100 juta per bulan. Kalau sehari berkisar antara 200-300 poundsterling (Rp3,6 juta-Rp5,4 juta).

"Untuk satu pempek kapal selam saja kami jual sekitar 5 poundsterling atau sekitar Rp85 ribu," ujarnya.

Selain Yudawati, sebenarnya ada pengusaha lain yang juga menjual pempek di London. Dia adalah Firdaus memiliki Warung East West Oriental di 57 Charing Cross Road (1st floor), London.

Pemerintah Kota Palembang pun bangga karena pempek sudah go international dan mengapresiasi pengusaha yang sudah menjualnya.

Warung ini berbeda dengan restoran atau rumah makan lain. Karena hanya Yudawati yang menjual makanan khas Indonesia, termasuk pempek Palembang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News