Yuli Purwanto, Pendekar Pencak Silat di Negeri Pusat Bela Diri, Jepang

Awalnya Coba-Coba, Sekarang Berat Balik Indonesia

Yuli Purwanto, Pendekar Pencak Silat di Negeri Pusat Bela Diri, Jepang
Yuli Purwanto saat ditemui di wisma KBRI Minggu pagi (28/9). Foto: Sugeng Sulaksono/Jawa Pos

"Saya bersyukur karena orang lain perlu melamar untuk mendapatkan pekerjaan ini. Saya malah ditawari. Saya juga bersyukur, ini betul-betul saya syukuri karena saya bekerja di bagian ini, jam kerjanya sudah pasti. Sehingga, saya bisa atur jadwal untuk latihan silat. Bayangkan, kalau bekerja di staf itu waktunya bisa serabutan," ungkapnya.

Dengan keleluasaan waktu di luar jam kerja itu pula, Ipung bisa mengatur waktu untuk melakukan kunjungan ke berbagai dojo, terutama cabang bela diri asli Jepang di sekitar Tokyo.

"Istilahnya, kulonuwun lah. Saya mengajukan permohonan kunjungan, bahkan latihan bersama. Ada aikido, karate, dan lainnya. Mereka welcome sih," terusnya.

Ipung bersyukur karena sejauh ini merasa tidak pernah menerima gangguan dari pihak lain dalam upaya mengembangkan pencak silat di Jepang.

"Malah kadang di Indonesia sendiri yang terasa ada terornya terhadap perguruan bela diri. Di sini karena hukumnya kuat dan jelas, mereka tidak mau sembarangan," tuturnya.

Ipung juga bersyukur karena mulai mendapatkan beberapa calon penerus. Salah satunya orang Inggris yang sudah lama tinggal dan memiliki istri orang Jepang.

"Kemarin saya titipkan ke Jogja ujiannya supaya dia tahu yang sesungguhnya. Sekarang dia buka tempat latihan sendiri di Itabashi, agak jauh dari pusat Tokyo. Kita restui dia di sana supaya orang-orang di sekitar sana bisa latihan lebih dekat. Yang penting, masih tetap satu koordinasi sama kita," terangnya.

Jalan hidup Ipung benar-benar dimulai dari pencak silat. Sebab, selain menjadi "warga" Jepang dan mendapatkan karir di sana, melalui pencak silat Ipung bertemu jodoh. Seorang anggota di Japsa, Fumie Kiyomia, kini mendampingi hidupnya dan memberikan seorang anak perempuan bernama Kiyomia Purwanto Mahesa Ayu Ramadhana, 11, yang akrab disapa Mahesa Ayu.

Pencak silat sudah 18 tahun berkembang di Jepang. Sepanjang 18 tahun itu pula Yuli Purwanto selalu terlibat dalam aktivitas seni bela diri asli Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News