Zahriyani Putri Agustin, Bocah Korban Penyanderaan Dramatis di Gresik

Dipuji karena Sikapnya yang Tenang dan Tidak Panik

Zahriyani Putri Agustin, Bocah Korban Penyanderaan Dramatis di Gresik
Rani di pangkuan ayahnya, Agus Siswanto, saat dikunjungi Kapolres Gresik AKBP E. Zulpan (kiri) dan Wakapolres Alfian Nurrizal.Foto: Umar Wirahadi/Jawa Pos/JPNN.com

Psikiater RS Petrokimia Gresik Nadiya Attuwy mengatakan, kondisi psikis Rani memang masih dibalut trauma. Bocah tersebut masih diliputi rasa cemas yang cukup besar karena insiden penyenderaan yang dialami. Untuk itu, para psikiater RS Petrokimia Gresik siap melakukan pendampingan hingga mental Rani benar-benar pulih.

"Kami akan melakukan pemeriksaan secara berkala. Selain itu, perlu dilakukan tindakan relaksasi atau hipnoterapi terhadap korban," ujarnya.

Nadiya khawatir bila trauma Rani berkepanjangan. Sebab, kalau trauma berkepanjangan, akibatnya kurang baik di kemudian hari.

"Mudah-mudahan trauma itu bisa sembuh secepatnya," imbuh Nadiya.

Agus Siswanto mengakui kondisi anaknya masih trauma. Itu terlihat dari sikap dan ucapannya yang ngelantur sepulang dari rumah sakit Rabu sore. Mulai saat itu Rani sulit tidur. Orang tua dan kerabatnya berjaga bergantian di kamarnya. Tidak seperti biasa Rani baru bisa terlelap sekitar pukul 00.00. Pukul 05.00 dia bangun, lalu menunaikan salat Subuh berjamaah bersama ayah dan ibunya.

"Ketika saya ajak jalan-jalan pagi, dia tidak mau. Katanya masih takut dengan penyanderaan yang baru saja dialaminya," tutur dia.

Bukti lain bahwa Rani masih trauma adalah keluarganya dilarang melihat berita di televisi.

"Rani melarang kami nonton tivi. Katanya takut," ucap Agus.

RABU pagi (17/12) warga Gresik, Jawa Timur, digegerkan aksi penyanderaan dramatis. Korbannya adalah siswi SDN Tlogopatut II, Kota Gresik, yang bernama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News