Zaman Pak Harto Saja tak Pernah Larang Mahasiswi Bercadar

Zaman Pak Harto Saja tak Pernah Larang Mahasiswi Bercadar
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesa Fahri Hamzah. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta melakukan konseling puluhan mahasiswi bercadar di kampus karena kekhawatiran terindikasi paham radikal, menuai sorotan publik.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah tidak sepakat setiap orang yang memakai cadar langsung dicap mengembangkan paham radikal.

Menurut dia, menggunakan cadar adalah hak dan pilihan setiap orang.

“Ya biarin saja karena itu kebebasan individu orang, masa tiap orang bercadar lalu dicurigai mau mengembangkan terorisme, ini kan kacau. Saya ke Mekah, berjuta orang bercadar tidak ada yang meledakkan bom,” kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/3).

Karena itu, Fahri mengatakan, pikiran-pikiran yang dihantui oleh kecurigaan terhadap orang lain justru yang harus dicemaskan.

Menurut dia, orang-orang yang berpikiran seperti itu tidak mengerti bahwa orang yang berpakaian dalam kedamaian seperti itu adalah sebuah pilihan.

“Kenapa harus ditakut-takuti, di-frame seolah radikalisme terorisme agama. Jutaan orang keliling Kakbah setiap tahun pakai cadar tidak ada yang teroris,” katanya.

Menurut Fahri, orang-orang yang berpikiran bahwa bercadar adalah radikal, otaknya sudah dirusak sama strategi orang lain. “Ini yang harus dilawan apalagi di kampus,” tegasnya.

Menanggapi kasus di UIN Sunan Kalijaga, Fahri Hamzah mengatakan, di era Presiden Soeharto banyak mahasiswi bercadar, tapi tidak pernah dilarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News