Zulfikar: Anggaran Pendidikan Meningkat, Tetapi Literasi Tetap Rendah, Apa yang Salah?

Zulfikar: Anggaran Pendidikan Meningkat, Tetapi Literasi Tetap Rendah, Apa yang Salah?
Direktur sekaligus Master Trainer HAFECS, Dr. (Cand) Zulfikar Alimuddin (atas) saat diskusi tentang Peran Guru, Sekolah dan Orang Tua untuk Menciptakan Pendidikan yang Lebih Berkualitas” digelar melalui platform virtual Zoom dan kanal Youtube HAFECS. Foto: Tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Direktur sekaligus Master Trainer HAFECS (Highly Functioning Education Consultang Services) Dr. (Cand) Zulfikar Alimuddin mengatakan peringkat Indonesia pada PISA (Programme for International Student Assessment) meningkat pada tahun 2018, berada di posisi 74 dari 79 negara yang berpartisipasi. Namun skor Indonesia menurun dibandingkan tahun 2015.

“Yang membuat kita tambah sedih adalah ketika anggaran pendidikan meningkat, ada sertifikasi, ada Pendidikan Profesi Guru, kok literasinya tetap rendah. Apa yang salah dengan bangsa ini?,” Zulfikar saat diskusi dengan tema "Peran Guru, Sekolah dan Orang Tua untuk Menciptakan Pendidikan yang Lebih Berkualitas” pada Sabtu (6/2/2021).

Tercatat, sebanyak 4.000 peserta mengikuti kegiatan tersebut melalui platform virtual Zoom dan kanal Youtube HAFECS.

Zulfikar menambahkan pendidikan Indonesia mau tidak mau berkaitan langsung dengan kualitas guru. Guru yang profesional ialah guru yang “menguasai” kualitas pengajaran dan kualitas personalnya (mindset).

Pada kesempatan itu, Zulfikar juga menyampaikan beberapa contoh bagaimana cara atau peran orang tua dapat mengembangkan literasi dan potensi anak. Di antaranya mengajak ajak anak berbicara, memaparkan kepada anak tentang berbagai jenis buku; menanamkan pentingnya kerja keras.

Selain itu, jangan biarkan anak-anak takut gagal, menalin komunikasi dan kolaborasi bersama sang guru, dan menawarkan pengalaman dan kesempatan kepada anak.

Sementara itu, Shahnaz Haque dari HAFECS, menambahkan menjadi orang tua dan pendidik itu tidak gampang. Perlu penguasaan atau pengendalian diri yang baik.

Orang tua juga tidak boleh menjadi toxic parenting, suka melakukan kekerasan kepada anak.

Pendidikan Indonesia berkaitan langsung dengan kualitas guru. Guru yang profesional ialah guru yang menguasai kualitas pengajaran dan kualitas personalnya (mindset).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News