Kuota Bakal Naik, Tak Perlu Serobot Antrean

Katering Dikeluhkan, Jam Molor dan Menu Membosankan

Kuota Bakal Naik, Tak Perlu Serobot Antrean
Kuota Bakal Naik, Tak Perlu Serobot Antrean

JAKARTA - Kasus penyerobotan antrean haji yang terjadi di embarkasi Surabaya harus menjadi pelajaran bagi calon jamaah haji (CJH). Jajaran Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag mengingatkan agar CJH yang ada di daftar waiting list untuk disiplin antre.
 
Irjen Kemenag Mochammad Jasin menjelaskan, CJH yang masih ada di dalam antrean rawan menjadi korban penipuan pemberangkatan haji. Ditambah dengan kebijakan pemangkasan kuota oleh pemerintah Arab Saudi, potensi penipuan itu semakin besar.
 
Bisa saja jamaah ditakut-takuti antrean semakin panjang jika tidak berangkat secepatnya. Ketika CJH mulai cemas nasib keberangkatannya, pada saat itulah kesempatan penipu membujuk jamaah. Dengan iming-iming bisa membukakan akses ke antrean terdepan, CJH diminta imbalan duit puluhan juta rupiah.
 
Jasin menuturkan, jamaah tidak perlu cemas. "Tenang saja, meski ada di antrean porsi berapapun," jelas dia.

Sebab, ketika mendaftar dengan menyetor uang muka biaya penyelenggaraa ibadah haji (BPIH), sudah mendapatkan perkiraan tahun berangkat.
 
Terkait dengan pemangkasan kuota sebanyak 20 persen dari kuota tetap, Jasin menegaskan hal itu bukan kebijakan permanen pemerintah Arab Saudi. Dia menuturkan pemangkasan itu diambil pemerintah Arab Saudi karena dalam beberapa tahun terakhir dilakukan proyek renovasi Masjidilharam.
 
Pemangkasan kuota terpaksa dilakukan, untuk mempertahankan kenyamanan jamaah. Sebab area Masjidilharam saat ini juga disesaki alat-alat berat untuk proyek. Meski proyek perluasan Masjidilharam dihentikan sementara selama musim haji, kenyamanan jamaah harus diutamakan.
 
"Setelah proyek ini rampung, kuota haji dikembalikan normal. Bahkan bisa lebih besar dari kuota tetap," katanya. Jasin mengatakan kuota tetap jamaah haji Indonesia adalah 211 ribu orang. Ketika kebijakan pemangkasan kuota ditetapkan, jumlahnya turun menjadi 158.800 orang.
 
Jasin menjelaskan, pemerintah Saudi menargetkan proyek perluasan Masjidilharam tuntas 2016 mendatang. Sehingga, kuota haji Indonesia bisa normal kembali pada 2017.
 
Ada beberapa analisa yang membuat kuota haji Indonesia pasca renovasi Masjidilharam nanti bertambah besar. Pertama adalah terkait dengan kapasitas baru Masjidilharam. Jasin menjelaskan setelah renovasi nanti, kapasitas tawaf di Masjidilharam mencapai 100 ribu jamaah per jam. Sebelum direnovasi, kapasitasnya hanya 48 ribu per jam. Ini artinya ada kenaikan kapasitas Masjidilharam sebanyak lipat dua.
 
Pertimbangan kedua adalah selesainya proyek pembongkaran pemondokan atau hotel di sekitar Masjidilharam. Jasin mengatakan, tahun ini pemerintah Indonesia sempat kesulitan mencari pemondokan atau hotel di sekitar Masjidilharam. Sebab, banyak pemondokan langganan pemerintah Indonesia yang dirombak untuk direnovasi.
 
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil menginspeksi langsung pelayanan haji di Madinah. Ketika berkunjung ke sejumlah pemondokan, dia mendapatkan keluhan penyediaan katering. Di antaranya adalah pengantaran katering tidak tepat waktu dan menu yang monoton.
 
Untuk mengatasi keluhan itu, dia langsung melakukan peninjauan ke dapur penyedia makanan. Kepada pemilik katering, dia meminta supaya pengiriman katering tepat waktu. "Menunya juga kami minta untuk lebih bervariasi," jelas dia. (wan/end)


JAKARTA - Kasus penyerobotan antrean haji yang terjadi di embarkasi Surabaya harus menjadi pelajaran bagi calon jamaah haji (CJH). Jajaran Inspektorat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News