Tahlil Hari Ke-40, Beber Konsep Pluralisme Gus Dur

Tahlil Hari Ke-40, Beber Konsep Pluralisme Gus Dur
Ratusan ummat muslim menghadiri acara mengenang 40 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid di Masjid Al Akbar, Surabaya, kemarin (6/2). (foto: Angger Bondan/Jawa Pos)
SURABAYA -- Kumandang salawat menggema di dalam Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) tadi malam (6/2). Lantunan pujian kepada Nabi Muhammad SAW itu mengiringi langkah ribuan jamaah yang berduyun-duyun mengikuti tahlil 40 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). 

Sebelum tahlilan, sekitar delapan ribu jamaah tersebut melantunkan surat Yasin terlebih dahulu. Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori memimpin pembacaan Yasin. Sedangkan acara tahlilan baru dimulai sekitar pukul 19.30 yang dipimpin Rais Syuriah PC NU Sidoarjo KH Rofiq Siroj.

Setelah tahlilan, KH Salahuddin Wahid alias Gus Solah mewakili keluarga Gus Dur memberikan sambutan. Selain menyampaikan terima kasih kepada peserta tahlilan, Gus Solah menyinggung konsep pluralisme yang selama ini dikampanyekan kakak kandungnya itu. "Jangan sampai orangnya sudah tidak ada, tetapi masih menjadi pro-kontra," tegas Gus Solah.

Dia mengingatkan, ide pluralisme Gus Dur dibagi dua konsep. Pertama, pluralisme sosial atau kekeluargaan. Kedua, pluralisme agama. "Dua paham itu harus dibedakan secara tegas," ungkap Gus Solah.

SURABAYA -- Kumandang salawat menggema di dalam Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) tadi malam (6/2). Lantunan pujian kepada Nabi Muhammad SAW itu mengiringi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News