82 Susu Formula Diteliti
Kamis, 10 Maret 2011 – 18:32 WIB
JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan saat ini tengah melakukan penelitian terhadap 82 merk susu formula. Penelitian ini dilakukan untuk memastikan apakah merk-merk susu tersebut terkontaminasi bakteri atau tidak. Kerjasama penelitian dilakukan oleh Kemenkes, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM ),dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Dikatakan Endang, belum ada korban bakteri enterobacter sakazakii. ‘’Untuk saat ini belum ada korban. Sulit diketahui karena misal penyakit mignitis itu bisa bakteri lain yang menyebabkan. Kalau memang dari bakteri sakazaki sulit dibuktikan itu dari susu karena bakteri ada dimana-mana,’’ kata Endang.
"Kita harus cek susu formula yang beredar, sudah dapat 82 merk. Setengahnya produk dalam negeri dan setengahnya impor,’’ kata Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/3). Penelitian dilakukan, kata Endang, dengan mengambil sampel dari masing-masing kaleng setiap merk susu formula. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 6 bulan.
Baca Juga:
Untuk mengawasi peredaran susu formula yang terkontaminasi bakteri, Kemenkes juga menggandeng Kementrian Pendidikan Nasional. ,termasuk juga dari pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) guna melakukan berbagai kajian penelitian. Penelitian penting guna menepis kekhawatiran masyarakat, perihal beredarnya bakteri enterobacter sakazakii dalam susu formula balita.
Baca Juga:
JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan saat ini tengah melakukan penelitian terhadap 82 merk susu formula. Penelitian ini dilakukan untuk
BERITA TERKAIT
- Polda Banten Ungkap Kasus Perburuan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon
- Imigrasi Batam Sudah Terbitkan 27.820 Paspor pada Triwulan Satu 2024
- Pj Gubernur NTB Mangkir Dipanggil Bawaslu, Pengamat: Pejabat Seharusnya Memberi Contoh
- Tekan Angka Perkawinan Anak, Waka MPR Lestari Moerdijat Mengajak Semua Pihak Terlibat
- Akademisi Minta Prabowo Membentuk Kementerian Urusan Papua
- Pemerintah Putuskan HAP Jagung Naik Menjadi Rp 5.000