Berita Terbaru Seputar Curah Hujan dan Gelombang Laut di Wilayah Ini

Berita Terbaru Seputar Curah Hujan dan Gelombang Laut di Wilayah Ini
Cuaca ekstrem. Ilustrasi Foto: ABE BANDOE/FAJAR/dok.JPNN.com

jpnn.com, MANADO - BMKG Stasiun Klimatologi Minahasa Utara memprediksi, curah hujan nanti berkurang April mendatang.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Minahasa Utara (Minut) Asep Hendrawan mengatakan, dilihat dari normal klimatologis, Februari, rata-rata curah hujan masih tinggi.

“Perkiraan puncak musim hujannya memang hanya sampai bulan Januari. Tapi bukan berarti Februari tidak ada hujan dan kejadian hujan yang ekstrim, hal yang kemarin (1 Februari), dikarenakan memicunya adanya tekanan rendah dan ada belokan angin, sesuai hasil perkiraan yang kami buat,” tuturnya.

“Untuk curah hujan sendiri akan berkurang pada bulan April. Sedangkan bulan Februari rata-rata curah hujan mencapai 300 mm lebih per bulan,” tandasnya seperti dilansir Manado Post (Jawa Post Group).

Diketahui, Kepala Bidang Manajemen Observasi Meteorologi Penerbangan BMKG Hary Tirto Djamiko menuturkan tahun ini sebagian wilayah Indonesia, curahnya hujannya lebih besar dibandingkan tahun lalu. Dalam periode yang sama yakni bulan Januari dan Februari, hujan tahun ini lebih lebat.

Sementara itu, dilansir dari website resmi BMKG Pusat Meteorologi Maritim, gelombang tinggi bakal terjadi di Laut Sulawesi, Perairan Utara Gorontalo dan Utara Manado, Perairan Kepulauan Sangihe hingga perairan Talaud, sejak kemarin hingga 14 Februari. Dengan tinggi gelombang berkisar 1.25 hingga 2.50 meter.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Bitung Ricky Daniel Aror SSi menyebutkan, peringatan dini gelombang tinggi yang kami terbitkan berisi potensi gelombang di atas 1,25 meter yang berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian Tengah dan Timur, Perairan Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Perairan Likupang dan Bitung, Laut Maluku bagian Utara dan Selatan, Perairan Selatan Sulut.

“Potensi Gelombang tinggi ini sebagai akibat dari pola musim gelombang tahunan wilayah Sulawesi Utara," tuturnya.

Perkiraan puncak musim hujannya memang hanya sampai bulan Januari. Tapi bukan berarti Februari tidak ada hujan dan kejadian hujan yang ekstrim, hal yang kemarin (1 Februari), dikarenakan memicunya adanya tekanan rendah dan ada belokan angin, sesuai hasil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News