Cari Model Ideal Pengelolaan Jembatan Timbang

Cari Model Ideal Pengelolaan Jembatan Timbang
Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto saat meninjau kesiapan Jembatan Timbang di Tuban, Jawa Timur, Jumat (3/3). Foto Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan melibatkan pihak ketiga untuk melakukan kajian dalam rangka mencari bagaimana wujud pengelolaan jembatan timbang yang ideal.

Plt Direktur Pembinaan Keselamatan Ditjen Perhubungan Darat Pandu Yunianto mengatakan, kajian yang dimaksud adalah mengenai lokasi yang saat ini masih layak jika dikaitkan dengan perkembangan wilayah, kota, dan jalan.

”Ada tujuh lokasi jembatan timbang yang dijadikan pilot project oleh pihak ketiga. Yaitu Losarang, Wanareja, Widang, Widodaren, Seumadam, Sarolangun, dan Senawar Jaya,” tutur Pandu, terkait sosialisasi pilot project pengelolaan jembatan timbang di Semarang yang mulai dilakukan kemarin (20/9).

Dua pilot project jembatan timbang dilaksanakan Ditjen Perhubungan Darat, yaitu Balonggandu dan Macoppa.

Ada 3 fungsi jembatan timbang, yaitu pengawasan, pencatatan, dan penindakan. Fungsi pengawasan dan pencatatan dilakukan pihak ketiga.

Sedangkan fungsi penindakan tetap dilakukan petugas jembatan timbang dalam hal ini PPNS. Dengan pola ini, pengelolaan jembatan timbang tetap dikomandani oleh Kepala Jembatan Timbang. Sedangkan pengoperasiannya dilakukan bersama sama dengan pihak ketiga.

Pandu berharap dengan pilot project ini nanti dapat dihasilkan rekomendasi untuk menyusun bagimana konsep SOP (standar operasi prosedur) pengelolaan jembatan timbang yang ideal.

Kalau sudah dihasilkan SOP, nanti desain dari jembatan timbang akan ada gambaran seperti apa. ''Luas area yang dibutuhkan berapa, jenis fasilitas yang dibutuhkan apa saja," imbuh Pandu.

Ada tujuh lokasi jembatan timbang yang dijadikan pilot project oleh pihak ketiga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News