Cekcok Jelang Hari Pernikahan Itu Biasa, Tidak Perlu Panik

Cekcok Jelang Hari Pernikahan Itu Biasa, Tidak Perlu Panik
Inilah 11 Pernikahan yang Bikin Heboh. Ilustrasi

jpnn.com - Pernikahan bukan sekadar hari H upacara ikat janji secara agama dan hukum, lalu dilanjutkan pesta resepsi. Yang jauh lebih penting adalah kesiapan mental menjalani kehidupan setelah pernikahan.

Panduannya diulas lengkap dalam buku Anti Panik Mempersiapkan Pernikahan karya TigaGenerasi. Itulah buku kedua rumah konsultasi dan pusat informasi keluarga tersebut setelah Anti Panik Mengasuh Bayi 0–3 Tahun.

Saskhya Aulia Prima MPsi, psikolog TigaGenerasi, mengungkapkan, berdasar data yang terkumpul, kecenderungan yang kerap dipusingkan calon mempelai adalah hari H pesta.

’’Padahal, sebelum sampai ke sana, kesiapan mental yang utama. Nanti, setelah menikah, ada perubahan-perubahan yang dialami,’’ ujarnya.

Sebelum masuk ke sisi teknis seperti gedung, undangan, konsep acara, katering, gaun, dan lainnya, kenalilah pasangan. ’’Emosinya seperti apa, bagaimana dia meng-handle konflik, dan bahasa cintanya seperti apa,’’ paparnya.

Tidak bisa dimungkiri, soal teknis memang menguras pikiran, waktu, tenaga, dan biaya. Sangat wajar bila calon mempelai lebih sensitif, cemas, dan mudah tersinggung. Membahas warna bunga dekorasi antara biru dan biru muda saja bisa menyulut pertengkaran.

Terlebih harus menyatukan banyak kepala. Bukan hanya pasangan yang bakal menikah, tetapi juga keluarga besar kedua belah pihak. Alangkah indahnya jika masa persiapan pernikahan itu bisa dijalani dengan rileks dan fun.

Nah, bagaimana untuk menurunkan tensi dan meminimalkan konflik? Pertama, tutur Saskhya, harus satu tim dengan pasangan. Saling menjadi alarm.

Pernikahan bukan sekadar hari H upacara ikat janji secara agama dan hukum, lalu dilanjutkan pesta resepsi. Yang jauh lebih penting adalah kesiapan

Sumber Jawapos.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News