Makanan Mengandung Boraks Makin Meresahkan
Sesalkan Jaksa Tak Proaktif
Senin, 30 Juli 2012 – 10:03 WIB
JAKARTA - Masyarakat kembali dibuat resah, oleh beredarnya zat berbahaya boraks. Akhir pekan lalu, saat Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengujian, ditemukan sejumlah makanan yang mengandung zat mematikan itu. Ketika itu, BPOM menguji 70 sampel takjil (jajanan berbuka puasa), di kawasan Benhil, Jakarta Pusat, yang akhirnya terbukti ada kandungan boraksnya. Menurut Banjar, boraks adalah senyawa kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Zat yang memiliki nama kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O) itu, bisa merusak organ tubuh seperti hati, otak, dan ginjal. "Bahkan jika dikonsumsi secara berlebihan, atau dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kematian," ujarnya.
Pakar Kesehatan dari Universitas Udayana Bali, yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ida Bagus Nyoman Banjar, mengatakan penggunaan boraks memang masih marak oleh penjual makanan di berbagai daerah, termasuk Jakarta. Modus yang digunakan, yakni dengan mencampur boraks ke bahan makanan, dengan tujuan membuat tampilan makanan lebih menarik, tahan lama (fungsi pengawet), lebih kenyal, dan mengembang, serta enak di mulut. Makanan yang biasanya dicampur boraks, di antaranya bakso, agar-agar (jely), kue apem, mie, kue cenil, ketupat, dan lontong.
Baca Juga:
"Para pedagang biasanya memiliki alasan klasik, yakni ekonomi. Karena dengan menggunakan boraks, mereka mendapat keuntungan lebih, dibanding jika menggunakan bahan makanan murni," kata Banjar pada INDOPOS (JPNN Grup), Minggu (29/7).
Baca Juga:
JAKARTA - Masyarakat kembali dibuat resah, oleh beredarnya zat berbahaya boraks. Akhir pekan lalu, saat Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
BERITA TERKAIT
- 3 Khasiat Terong, Bikin Deretan Penyakit Ini Ambyar
- 3 Khasiat Daun Pepaya, Ampuh Obati Penyakit Ganas Ini
- 3 Manfaat Jeruk, Teman Terbaik Ibu Hamil
- 5 Manfaat Kunyit yang Bikin Kaget
- 4 Makanan dan Minuman Ini Tidak Baik untuk Kesehatan Kulit
- 19,4 Juta Orang Menderita Diabetes, 73 Persen Belum Terdiagnosis