Politisi Hanura: Ijtima Jilid II Tidak Mewakili Semua Ulama

Politisi Hanura: Ijtima Jilid II Tidak Mewakili Semua Ulama
Acara Ijtimak Ulama dan Tokoh Nasional inisiasi GNPF Ulama di Jakarta, Minggu (29/7). (Foto: istimewa for JPNN)

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Hanura di DPR Inas Nasrullah Zubir mengingatkan masyarakat agar jangan terkecoh dengan istilah ijtima ulama yang baru saja memutuskan dan mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dia mengatakan bahwa Ijtima Ulama II tidak dapat mengatasnamakan atau mewakili keseluruhan ulama dan umat Islam Indonesia.

“Istilah Ijtima ulama sama sekali tidak ada kaitannya dengan fiqih dalam ajaran Islam, karena Ijtima berasal dari bahasa Arab di mana dapat berarti kumpul-kumpul atau dalam bahasa gaulnya adalah kongkow-kongkow,” kata Inas N Zubir dalam siara tertulisnya, Senin (17/9).

Menurutnya, Ijtima Ulama II itu hanya bagian dari strategi pemenangan kubu capres Prabowo Subianto untuk mencuri perhatian umat menjelang Pilpres 2019.

"Sekian puluh ulama yang hadir dalam ijtima tersebut tentunya bukan mewakili jutaan ulama yang ada di Indonesia. Mereka tidak boleh mengatasnamakan ulama seluruh Indonesia. Sementara institusi ulama yang diakui oleh umat Islam dan ulama Indonesia adalah MUI," jelasnya.

Bahkan, kata Inas, ijtima itu sebagai bentuk kegiatan kongkow-kongkow ulama dan tokoh nasional jilid 2 yang juga menjadi pertunjukan dagelan yang menggelikan.

"Kewibawaan ijtima ulama jilid 1 tidak diindahkan, karena usulan cawapres mereka yakni Salim Asegaf dan UAS tidak diakomodir," ujarnya. (jpnn)


Ketua Fraksi Partai Hanura di DPR Inas Nasrullah Zubir mengingatkan masyarakat agar jangan terkecoh dengan istilah ijtima ulama yang mendukung Probowo-Sandiaga.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News