Tahun Ini Bunga Utang Diprediksi Membengkak Hingga Rp 275 T

Tahun Ini Bunga Utang Diprediksi Membengkak Hingga Rp 275 T
Bunga utang pemerintah membengkak. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Naiknya suku bunga surat utang pemerintah berakibat pembayaran bunga utang pemerintah dipastikan meningkat.

Pada 2018, realisasi pembayaran bunga utang pemerintah mencapai 108,2 persen dari target dalam anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Total realisasi bunga utang 2018 adalah Rp 258,1 triliun.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyebutkan, tahun ini bunga utang diperkirakan membengkak hingga Rp 267 triliun - Rp 275 triliun. ’’Pembengkakan disebabkan naiknya Fed rate dua kali di 2019, serta risiko global dan domestik jelang tahun politik,’’ katanya Jumat (4/1).

Menurut dia, pemerintah perlu berfokus mengurangi belanja yang konsumtif seperti belanja barang dan belanja pegawai. Belanja infrastruktur perlu dievaluasi karena nilainya lebih dari Rp 400 triliun di APBN 2019. Proyek yang tidak prioritas dan berbahan baku dominan impor juga bisa ditunda dulu.

Dari sisi penerimaan pajak, kuncinya terletak pada tax ratio yang harus digenjot ke angka 12 persen dari posisi saat ini di level 11,5 persen. ’’Basis pajak perlu diperluas karena 2019 tidak bisa lagi andalkan penerimaan dari migas dan pertambangan seiring dengan rendahnya harga komoditas,’’ ujarnya.

Pada 2019, pemerintah memiliki kewajiban pembayaran utang jatuh tempo Rp 354 triliun yang terdiri atas surat utang dan pinjaman bilateral maupun multilateral. Tantangannya, masih ada risiko pelemahan kurs rupiah tahun ini. ’’Pemerintah disarankan mengurangi penerbitan utang dalam bentuk valas,’’ tutur Bhima.

Ekonom Asia Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi menerangkan, suku bunga utang secara nominal diperkirakan terus naik. Karena itu, pemerintah disarankan memperlambat penambahan utang baru. Pemerintah berutang untuk membiayai defisit APBN. ’’Idealnya, defisit APBN bisa dikurangi,’’ ungkapnya.

Hal yang bisa dilakukan adalah mengatur sisi belanja daripada sisi penerimaan. Sebab, sisi penerimaan banyak dipengaruhi faktor eksternal yang berada di luar kendali pemerintah. Misalnya, harga minyak dan nilai tukar.

Bunga utang masih membayangi keuangan negara tahun ini, diperkirakan membengkak hingga Rp 267 triliun - Rp 275 triliun. ’

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News