Reformasi Birokrasi di Daerah tak Sesuai Standar Nasional
Minggu, 15 Januari 2012 – 00:13 WIB
JAKARTA - Reformasi birokrasi di daerah yang sudah dimulai sejak 2011, kini semakin dimantapkan. Pemerintah daerah pun diminta secepatnya menyusun Perda (peraturan daerah) yang berkaitan dengan publik. Lantaran salah satu indikator dari berhasilnya pelaksanaan reformasi adalah tingkat layanan publik yang maksimal kepada masyarakat. "Jadi sebelum program RB diberlakukan ke daerah, mereka sebenarnya sudah memulai juga, walaupun formatnya belum sesuai dengan kebijakan RB nasional. Pemberian tunjangan daerah itu juga punya relevansi terhadap kinerja. PNS yang kinerjanya baik diberi tunjangan lebih. Sedangkan yang jelek dipotong tunjangan daerahnya," tuturnya.
"Percepatan reformasi birokrasi di daerah harus didukung oleh seluruh stakeholder di daerah juga. Kemenpan & RB pun terus mendorong agar pemda segera membuat Perda yang berhubungan dengan publik. Contohnya pelayanan pengurusan akte kelahiran, KTP, dan lain-lain," kata Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasojo di Jakarta, Sabtu (14/1).
Dia menyebut, banyak daerah sebenarnya sudah melakukan reformasi birokrasi meski standarnya belum sesuai grand design dan roadmap nasional. Sebagai imbalan terhadap pengetatan kinerja itu, pemda pun membelakukan tunjangan daerah.
Baca Juga:
JAKARTA - Reformasi birokrasi di daerah yang sudah dimulai sejak 2011, kini semakin dimantapkan. Pemerintah daerah pun diminta secepatnya menyusun
BERITA TERKAIT
- Suryan Widati Sandang Gelar Doktor Manajemen Pendidikan Islam UMJ, Begini Disertasinya
- Wamendagri: Musrenbang Papua Barat 2024 jadi Momentum Perbaikan Pelayanan kepada Rakyat
- Buka Musrenbang Papua Barat, Wamendagrii: Masih Ada Tugas yang Masih Tersisa
- Pesan Penting Kemendagri dalam Musrenbang Riau 2024
- 5 Berita Terpopuler: Seleksi PPPK, Seluruh Honorer Diangkat ASN, Gaji 13 Menanti
- Human Initiative Targetkan'Sebar Kurban' Jangkau Pelosok dan Wilayah Krisis Kemanusiaan