Restorasi Kali Ciliwung, Kembangkan Eco-Friendly

Restorasi Kali Ciliwung, Kembangkan Eco-Friendly
Foto: Istimewa

SELAIN investasi megaproyek berupa infrastruktur seperti JSS–Jembatan Selat Sunda, JBB–Jembatan Batam-Bintan, rel kereta api BME - Bengkulu-Muara Enim dan pelabuhan samudera di Bengkulu --pantai barat daratan Sumatera—masih banyak projek “anakan” yang terus difinalisasi, melalui Jeju-Initiative 11-12 Oktober itu. Anakan raksasa, seberapa pun kecilnya, tetap berukuran “mega.” Apa saja proyek itu?

Salah satunya, adalah Restorasi Kali Ciliwung yang bermuara di ibu kota Jakarta, sebagai implementasi Koridor II MP3EI yang bakal menjadi salah satu projek percontohan dalam pembenahan kawasan sungai secara holistik dan menusiawi. Bantaran sungai Ciliwung, selama ini dikenal sebagai kawasan kumuh yang jauh dari standar kebersihan dan kesehatan. Di saat musim hujan, kondisinya cukup membahayakan. Di musim kemarau, menjadi pemandangan yang menyentuh rasa kemanusiaan.

Karena itu, salah satu proyek Indonesia-Korea Selatan yang akan sedang dirancang serius adalah, pembenahan kawasan Ciliwung. Terutama di seputar Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Kompleks itu bakal disulap menjadi tiga fasilitas penting, yakni sewage treatment facility; educational centre dan  eco-friendly facility. “Projek Ciliwung River Restoration ini sudah kami rancang dengan detail, diharapkan sudah bisa dimulai pada akhir tahun ini, bulan Desember 2012 dengan budget USD 9 juta,” ungkap Hatta Rajasa.

”Dana proyek restorasi sebesar itu, bersumber dari tiga pihak. KEITI USD 2 juta, lalu KOICA USD 5 juta, dan dari Indonesia sebesar USD 2 juta. Pilot projek ini diharapkan akan selesai dalam 30 bulan, sehingga wajah Ciliwung di pusat ibu kota itu akan berubah, menjadi lebih berfungsi, lebih estetik, bermanfaat besar bagi warga Jakarta, dan bisa dijadikan contoh bagi kota-kota besar lain di Indonesia,” paparnya.

Proyek lain adalah, CNG Package Project yang meliputi 3 phase. Yaitu phase pertama, CNG Shipbuilding Project; phase kedua up-stream and gas supply; phase ketiga: power plant. Di phase pertama, sudah selesai dilakukan feasibility study untuk CNG Pilot project. Dari hasil FS tersebut, proyek yang akan mengangkut CNG dari Gresik Jawa Timur ke Muara Tawar Jawa Barat tersebut diperkirakan akan menghemat biaya bahan bakar sebesar 50%. Asal bisa menggantikan diesel dengan gas dari CNG.

:TERKAIT Menurut Hatta, Korea siap mendukung proyek ini dalam bentuk pendanaan dan teknologi. Untuk fase kedua yaitu up-stream and gas supply dari Kalimantan Timur ke pembangkit listrik Muara Tawar. Hasil feasibility study menunjukkan, bahwa masih terlalu dini untuk memverifikasi cadangan gas. Jaraknya juga terlalu jauh dari pelabuhan sehingga diperlukan pipa lebih dari 300 km, sehingga tidak terlalu efisien.

Untuk phase ke satu, Kepco mengharapkan dukungan kedua negara untuk Joint venture Kepco dan PLN. Untuk phase kedua, Kepco mengharapkan informasi ladang gas pada tahap produksi yang dekat dengan pesisir dan informasi mengenai ladang gas di Indonesia untuk ukuran kecil dan menengah.

Proyek energi lain, kata Hatta, ada di provinsi kelahirannya, Sumatera Selatan. Persisnya, di Pendopo, yang merupakan proyek kerjasama Posco dengan PLN dengan projek senilai USD 1,02 M, untuk membangun pembangkit berkapasitas 600 MW. Projek ini dikerjakan dalam dua tahap. Skema pengerjaan, melalui BOT, untuk 25 tahun PPA (Power Purchasing Agreement).

”Korea sudah menemukan teknologi up grading, sehingga dengan batubara berkalori rendah pun bisa menghasilkan daya listrik yang signifikan. Karena itu, projek ini bisa menurunkan biaya produksi, menyumbang 3.000 tenaga kerja baru, teknologi ramah lingkungan, dengan mengadopsi CFB – Circulating Fluidized Bed),” ungkap dia yang juga Ketua Umum DPP PAN itu.

SELAIN investasi megaproyek berupa infrastruktur seperti JSS–Jembatan Selat Sunda, JBB–Jembatan Batam-Bintan, rel kereta api BME - Bengkulu-Muara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News