Plan B Jika Lobi Pembatalan Pemangkasan Kuota Haji Gagal
Kamis, 20 Juni 2013 – 05:37 WIB
JAKARTA--Pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar melakukan negosiasi mengenai pembatalan pemangkasan kuota haji oleh Pemerintah Arab Saudi. Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Anggito Abimanyu sudah mempersiapkan rencana jika negosiasi dengan Pemerintah Arab Saudi gagal. Anggito mengusulkan agar sisa kuota undangan dialihkan menjadi kuota umum. Namun, pihaknya tetap optimis negosiasi akan berjalan lancar dan Pemerintah Arab Saudi menerima permohonan Pemerintah Indonesia untuk membatalkan pemangkasan kuota haji. "Pemerintah telah mengirim menteri-menterinya beserta para dirjen dan staf ahli untuk melakukan pembicaran mengenai permohonan pemangkasan kuota haji tahun ini. Semoga hasilnya yang terbaik", ungkapnya.
"Memang benar, usulan itu memang ada", ujar Anggito kemarin (19/6). Anggito menjelaskan, usulan tersebut guna mengurangi antrian haji Indonesia yang semakin menumpuk sebagai akibat dari adanya pemangkasan kuota yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi. Akan tetapi, pihaknya masih belum tahu berapa jumlah kuota undangan yang akan diberikan Pemerintah Arab Saudi untuk tahun 2013 ini. Sehingga, ia masih belum bisa memperkirakan berapa sisa kuota yang akan dialihkan nantinya.
Baca Juga:
"Kami masih belum tahu, tapi kami akan mengusulkan pengalihan sisa kuota undangan tersebut pada Pemerintah arab Saudi jika memang nantinya negosiasi awal gagal", jelasnya.
Baca Juga:
JAKARTA--Pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar melakukan negosiasi mengenai pembatalan pemangkasan kuota haji oleh Pemerintah Arab Saudi. Direktur
BERITA TERKAIT
- Pj Ketua TP PKK Tyas Fatoni Kukuhkan Ketua Pembina Posyandu Kabupaten se-Sumsel
- Waspada, Jumlah Gempa di Gunung Ile Meningkat Signifikan
- PPPK Harus Bisa Menjaga Loyalitas dan Integritas Saat Bertugas
- PJ Gubernur Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sangat Baik
- 3 Warga Tertimbun Bencana Longsor di Garut
- RS Siloam Gandeng NUS Singapura dan MRIN Lakukan Penelitian Kardiovaskular di Indonesia