Semangat Zakat Adalah Pemerataan

Oleh: KH Abdusshomad Buchori, Ketua MUI Jatim

Semangat Zakat Adalah Pemerataan
Semangat Zakat Adalah Pemerataan

jpnn.com - AGAMA Islam dibangun atas lima asas. Yaitu, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, salat lima waktu, membayar zakat, puasa Ramadan, serta menunaikan haji. Pendeknya, lima asas itu disebut sebagai rukun Islam. Lima asas tersebut memiliki korelasi yang sangat erat satu sama lain.

Melalui kolom ini, saya menjabarkan secara ringkas saja. Syahadat adalah ikrar tentang keyakinan kita terhadap Allah dan rasul-Nya. Dalam bangunan keimanan, syahadat adalah fondasi dasar bagi umat muslim. Adapun salat adalah bentuk hubungan yang bersifat vertikal kepada Allah SWT. Sedangkan zakat adalah hubungan kita secara horizontal antar sesama manusia. Zakat memang memiliki aspek sosial yang sangat tinggi dalam membangun persaudaraan antar sesama.

Sementara itu, puasa Ramadan bisa melatih pribadi muslim untuk menjadi orang yang jujur. Sebab, dalam ibadah puasa tersebut, hanya kita dan Allah yang tahu. Asas terakhir adalah haji. Ibadah itu adalah bentuk berhubungan atau pergaulan dengan masyarakat dunia di belahan bumi lain. Di Baitullah atau selama dalam perjalanan, kita bertemu dan bergaul dengan warga negara yang lain. Nah, lima asas tersebut, jika dijalankan dengan kaffah (total), bisa menjadi konsep membangun bangsa dan negara.

Kaitannya dengan zakat, dalam ayat suci Alquran, ada sekitar 82 ayat yang menyerukan umat Islam untuk salat dan membayar zakat. Mengapa perintah salat dan zakat kerap kali disandingkan? Artinya bahwa manusia harus membangun hubungan yang erat dengan Allah (hablu minallah) sekaligus hubungan antarmanusia (hablu minannas) yang baik.

Zakat memang sangat erat kaitannya dengan aktivitas sosial. Islam mengajarkan umatnya untuk mengeluarkan zakat karena semangatnya adalah untuk pemerataan ekonomi. Jika diberdayakan secara profesional, zakat bisa menjadi sumber pemberdayaan ekonomi umat. Menurut perhitungan Baznas, jika umat Islam mengeluarkan zakat, per tahun dana zakat yang terhimpun bisa mencapai Rp 112 triliun.

Bayangkan, dengan dana yang sebesar itu, kita bisa memberdayakan umat dengan baik. Tidak akan ada lagi kemiskinan ekonomi. Syaratnya, memang harus diatur dengan profesional. Saat ini per tahun zakat yang terkumpul hanya Rp 1,12 triliun.

Zakat adalah konsep Islam untuk menjawab problem sosial-ekonomi umat manusia. Zakat akan membersihkan jiwa muzaki (pembayar zakat) dari sifat bakhil, dengki, dan kikir. Di sisi lain, zakat juga bisa membangun kepekaan sosial dan membangun solidaritas kepada golongan yang lemah. Dalam konsep Islam, zakat memiliki beberapa fungsi. Yakni, sebagai pembersih kotoran harta yang kita miliki. Si penerima zakat juga tidak lagi bergantung pada orang lain.

Itulah yang disebut bahwa zakat berfungsi sebagai pemerataan ekonomi umat. Saya berani katakan bahwa Islam tidak setuju dengan konsep kapitalisme. Sebab, sistem tersebut sangat identik dengan penumpukan harta di lingkungan tertentu saja atau dikuasai segelintir orang saja. Di sinilah Islam sangat berharap kedermawanan orang kaya (the have).

AGAMA Islam dibangun atas lima asas. Yaitu, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, salat lima waktu, membayar zakat,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News