Tak Perlu Cemas dengan Anak Pemilik Teman Khayalan

Tak Perlu Cemas dengan Anak Pemilik Teman Khayalan
Tak Perlu Cemas dengan Anak Pemilik Teman Khayalan

jpnn.com - SAAT melihat anak-anak berbicara sendiri sehingga seolah-olah sedang berbicara dengan teman khayalannya, terkadang orang tua merasa aneh, takut, bahkan panik. Ternyata, pada dasarnya hal itu lumrah dilakukan anak-anak dan sebenarnya justru ada manfaat bagi si kecil ketika ia berbicara dengan teman khayalannya.

Sebagaimana studi baru yang dipublikasikan Journal of Experimental Child Psychology, kebiasaan anak kecil berbicara dengan teman khayalannnya bisa memacu perkembangan dialog batin yang bisa mereka gunakan untuk berbicara dengan dirinya sendiri ketika menghadapi suatu masalah di masa mendatang. Menurut study itu, obrolan dengan teman khayalan merupakan implementasi dari pembicaraan anak dengan dirinya sendiri dan bentuk lisan dari pikirannya.

Anak-anak yang memiliki seorang teman khayalan, memiliki obrolan dengan diri mereka sendiri yang lebih bersifat pribadi dibandingkan anak tanpa teman khayalan. Namun, manfaatnya sama dengan anak-anak yang teratur berkomunikasi dengan orang dewasa.

"Pada usia tujuh tahun, sekitar 37 persen anak-anak sering bermain dengan menciptakan sosok imajiner untuknya. Kadang teman ini diciptakan hanya untuk bersenang-senang tapi beberapa studi kasus menunjukkan teman imajiner dibentuk untuk membantu anak mengatasi pengalaman traumatisnya," kata peneliti Marjorie Taylor dari University of Toronto, seperti dilansir laman Babble, Minggu (22/12).

Karenanya, lanjut Taylor, orang tua tidak perlu panik jika anaknya memiliki teman khayalan. Pasalnya, hal itu bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pada tugas kognitif.(wsj/fny/jpnn)

 


SAAT melihat anak-anak berbicara sendiri sehingga seolah-olah sedang berbicara dengan teman khayalannya, terkadang orang tua merasa aneh, takut,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News