Dolly Ditutup, Pemprov Siapkan Rp 1,5 M

Dolly Ditutup, Pemprov Siapkan Rp 1,5 M
Ilustrasi. FOTO: JAWA POS

jpnn.com - SURABAYA – Selain pemerintah pusat, Pemprov Jatim menyiapkan dana untuk mendukung penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak pada 18 Juni mendatang. Pemprov menyiapkan dana Rp 1,5 miliar yang bisa segera dicairkan. Tujuannya, membantu mucikari dan kebutuhan operasional lapangan lainnya.

Hal itu diungkapkan Wagub Jatim Saifullah Yusuf. ’’Ada anggaran Rp 5 juta yang diberikan kepada sekitar 300 mucikari. Tujuannya, mereka bisa mempunyai tambahan modal usaha,’’ katanya. Uang untuk mucikari itu dicairkan mulai hari ini hingga dua hari ke depan.

Pejabat kelahiran Pasuruan tersebut mengatakan, ada pembagian tugas dalam skema penutupan lokalisasi Dolly. Selain dari pemprov, masih ada kucuran anggaran dari Kementerian Sosial sebesar Rp 4,5 miliar untuk para PSK. Pemkot Surabaya menjadi ujung tombak penutupan.

’’Kami benar-benar serius untuk menutup lokalisasi di Jawa Timur,’’ terangnya. Dengan tutupnya Dolly, yang notabene merupakan kawasan lokalisasi terbesar di Indonesia (dalam konteks yang buka secara terang-terangan), diharapkan muncul efek berantai. Yakni, pemkot/pemkab lain terinspirasi untuk menutup lokalisasi di daerahnya. ’’Karena ini sebenarnya hanya masalah kemauan,’’ tambahnya.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim Achmad Iskandar mengatakan, dewan sangat mendukung penutupan Dolly. ’’Hanya, kami minta penutupan tersebut tidak hanya fisiknya. Tetapi, juga menyeluruh,’’ tambahnya.

Dia menyatakan, jangan sampai penutupan Dolly seperti memasukkan kotoran ke dalam karpet. ’’Terlihat bersih, namun kotorannya disembunyikan saja. Artinya, tidak ada lokalisasi, namun pelacuran jalanan justru marak. Atau, makin tersembunyi di hotel-hotel dan panti pijat,’’ jelasnya.

Untuk itu, Iskandar meminta pemerintah tidak hanya memberikan uang modal dan pelatihan skill yang seringnya berupa kursus tiga hari saja. ’’Yang terpenting adalah kontinuitas. Maka, harus ada pendampingan. Ketika diajari menjahit, mereka tidak hanya diberi uang Rp 3 juta dan mesin jahit. Tetapi, untuk awalnya juga dicarikan pasar pembeli atau malah diberi order,’’ tuturnya. ’’Sehingga tidak tergoda untuk terjun lagi dengan cara makin tersembunyi,’’ tambahnya.

Selain itu, Iskandar meminta pemerintah dan masyarakat tidak mencibir kelompok Dolly yang berdemonstrasi. ’’Karena yang dipersoalkan masalah ekonomi, jawabannya adalah sebuah skema ekonomi,’’ tegasnya.

SURABAYA – Selain pemerintah pusat, Pemprov Jatim menyiapkan dana untuk mendukung penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak pada 18 Juni mendatang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News