Sujiatmi Menangis Jadi Saksi Sejarah Anak Sendiri

Sujiatmi Menangis Jadi Saksi Sejarah Anak Sendiri
Sujiatmi memotong tumpeng setelah KPU menyatakan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi pemenang Pilpres 2014. Foto: Iswara Bagus Novianto/Radar Solo/JPNN

jpnn.com - Seperti saat hari pencoblosan pilpres 9 Juli lalu, suasana di rumah keluarga Jokowi di Jalan Pleret Raya, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, kemarin (22/7) ramai dikunjungi sanak saudara, tetangga, serta para pendukung. Puluhan wartawan juga tidak tertinggal meliput aktivitas di dalam rumah itu sejak siang hingga tadi malam.

Ahmad Khairudin, Solo

IBUNDA Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo, beserta tiga adik Jokowi –Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati– sejak acara rekapitulasi suara di KPU ditayangkan di dua stasiun televisi tidak pernah berdiri dari tempat duduk. Mereka menyimak dengan saksama tahap demi tahap penghitungan suara pilpres yang diikuti dua calon pasangan presiden-wakil presiden itu.

Suasana sempat tegang ketika kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memprotes KPU yang tidak mengindahkan tuntutan mereka untuk melakukan pemungutan suara ulang (PSU) di sejumlah TPS di Jakarta. Apalagi ketika Prabowo kemudian mengumumkan ’’menarik diri’’ dari proses rekapitulasi suara yang diselenggarakan KPU.

Saat itulah Sujiatmi dan saudara-saudara Jokowi melakukan ’’break’’ untuk salat berjamaah dan menggelar doa bersama. ’’Kami berdoa agar semua berjalan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,’’ ujar Iit Sriyantini mewakili keluarga Sujiatmi.

Menurut pihak keluarga, sebenarnya kemarin tidak ada rencana untuk membuat acara nonton bareng rekapitulasi suara KPU seperti saat penghitungan cepat (quick count) lembaga-lembaga survei 9 Juli lalu. Hanya, pihak keluarga menyadari, pasti akan banyak sanak saudara dan pendukung Jokowi yang berdatangan ke rumah Sujiatmi.

Karena itu, semula para wartawan pun tidak berani masuk ke rumah Jokowi. Apalagi rumah calon presiden periode 2014–2019 itu mulai dijaga ketat aparat kepolisian dan TNI. Setiap tamu yang masuk ’’diperiksa’’ petugas soal keperluannya. Tampak beberapa mobil masuk melalui pintu sisi barat. Mereka ternyata adalah sanak saudara tuan rumah yang bermaksud menyampaikan ucapan selamat kepada keluarga Sujiatmi.

Baru sore menjelang magrib keluarga Jokowi mempersilakan para wartawan untuk masuk. Tuan rumah, rupanya, telah menyiapkan makanan untuk buka bersama sore itu. ’’Yang penting sekarang buka puasa dulu. Liputannya nanti kalau sudah ada pengumuman resmi dari KPU,’’ ujar Budi Santoso, adik ipar Jokowi.

Untuk takjil, para tamu, termasuk wartawan, disuguhi teh manis serta kue dan getuk ketela. Untuk makan, keluarga Jokowi menyajikan nasi gudeg yang dihidangkan dalam kotak. ’’Silakan teman-teman wartawan. Monggo dinikmati,’’ kata Budi.

Di ruang keluarga yang beralas karpet merah itu juga tampak kerabat, para relawan, simpatisan, serta tetangga yang berbuka bersama. Sambil menikmati nasi gudeg, mereka menyaksikan rekapitulasi suara KPU di televisi. Saat TV menampilkan gambar Jokowi-JK duduk bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menteri BUMN Dahlan Iskan, serta sejumlah tokoh lain, tepuk tangan bergema di ruangan itu. Mereka menilai, kemenangan Jokowi-JK tinggal menunggu waktu pengesahan.
Begitu buka bersama selesai, acara diteruskan dengan salat magrib berjamaah. Setelah salat, imam Arif Rahman mengajak jamaah untuk mendoakan Jokowi-JK agar mendapat jalan terbaik dan amanah jika memimpin negeri ini. Doa ditutup dengan pembacaan Surah Al Fatihah.

Seperti saat hari pencoblosan pilpres 9 Juli lalu, suasana di rumah keluarga Jokowi di Jalan Pleret Raya, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News