Enam Warga Bantul Meninggal Akibat Leptospirosis

Enam Warga Bantul Meninggal Akibat Leptospirosis
Enam Warga Bantul Meninggal Akibat Leptospirosis

jpnn.com - BANTUL – Memasuki musim penghujan seperti saat ini, sejumlah penyakit ditengarai bakal muncul. Di antaranya adalah penyakit demam berdarah (DBD) dan leptospirosis.

Untuk DBD, pemicunya karena populasi nyamuk yang dipastikan meningkat. Sedangkan untuk leptospirosis karena banyak tikus merajalela.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Maya Sintowati mengimbau warga agar kembali menggiatkan program jumantik (juru pemantau jentik) mandiri keluarga. ’’Tujuannya agar bisa memantau per-kembangan jentik-jentik nyamuk di sekitar rumah,” terang Maya seperti dilansir Radar Jogja.

Jika di setiap rumah terdapat pemantau jentik-jentik nyamuk maka tingkat penderita DPD dapat ditekan. Di samping itu, warga juga diimbau meminimalisasi berbagai wadah yang dapat menampung air. Sebab, kubangan air dapat menjadi pemicu berkembangnya jentik-jentik nyamuk.

Maya menyebutkan, per 11 November lalu terdapat 501 orang di Bantul terkena DBD. Untungnya, tidak ada penderita DPD yang meninggal dunia. “Untuk leptospirosis aman terkendali pada tahun ini,” ujarnya.

Meskipun begitu, memasuki musim penghujan warga juga harus meningkatkan kewaspadaan. Itu karena sampah basah di dalam rumah dapat mengundang tikus untuk mendekat.

Maya juga mengimbau agar warga meletakkan tempat sampah di luar rumah. “Sampah-sampah basah sebaiknya ditaruh di luar rumah,” tegasnya.

Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinkes Bantul, Pramudi menambahkan, dibanding tahun lalu jumlah penderita DBD mengalami penurunan cukup signifikan. Sepanjang tahun 2013 penderita DBD sebanyak 1.203 orang. “Yang meninggal delapan orang,” ungkapnya.

BANTUL – Memasuki musim penghujan seperti saat ini, sejumlah penyakit ditengarai bakal muncul. Di antaranya adalah penyakit demam berdarah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News