Harus Cerdas Membangun Jakarta

Harus Cerdas Membangun Jakarta
Adhyaksa Dault. FOTO: dok

jpnn.com - SELAMAT ulang tahun kota Jakarta yang ke 488 tahun. Itu yang diucapkan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault. Tokoh nasional yang juga mantan Menegpora era kabinet Indonesia bersatu itu begitu peduli dan paham dengan perkembangan Jakarta dari zaman ke zaman. Maklum, suami dari Drg Mira Arismunandar, itu sejak kecil hidup di tengah hiruk-pikuk ibu kota.

Banyak perhatian, pemikiran, hingga usul terhadap kota Jakarta yang menurut dia problem kota metropolitan itu sudah semakin kompleks. Artinya, bukan hanya keahlian, tapi etika hingga pola pikir yang cerdas dibutuhkan membangun Jakarta dan masyarakatnya berdasar society. Ini petikan wawancara Jawa Pos dengan Adhyaksa Dault.

Bagaimana Anda menyimak perkembangan kota Jakarta?

Jakarta seharusnya menjadi inspirasi dan pionir kota termaju bagi daerah-daerah di Indonesia. Tapi, Jakarta kenyataannya masih jauh dikatakan sebagai kota cerdas atau smart city. Jangan bicara soal progress pembangunan yang besar-besar dulu. Kita tengok yang kecil-kecilnya. Contohnya, soal fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) di Jakarta yang seolah tidak tersentuh.

Contohnya apa?

Contoh paling mendasar adalah fasum dan fasos tidak diperbaiki. Misalnya, GOR Bulungan. Ketika SD pada 1977, saya juara lomba pidato mewakili SD Al-Azhar di GOR Bulungan. Nah, ketika saya masuk GOR Bulungan beberapa waktu lalu, ternyata tidak ada bedanya alias tak ada perkembangan. Padahal itu sudah 38 tahun yang lalu. Fasilitas GOR itu sangat membantu masyarakat untuk menyalurkan bakat olahraganya. Dengan kota besar dan jumlah penduduk Jakarta yang kian padat, seharusnya hal-hal yang mendasar itu harus diperbaiki. Ide Ali Sadikin yang terus mengembangkan semangat olahraga kenapa tak dikembangkan? Padahal, olahraga itu bisa membikin semangat kebangsaan yang terus menggelora.

Fasilitas apa lagi yang perlu diperbaiki?

Yang paling mendasar adalah taman kota. Karena itu, taman kota harus segera dihidupkan. Contoh di Singapura, tiap blok apartemen wajib ada fasos dan fasum. Nah, taman-taman kota di Jakarta malah banyak yang tidak terawat. Lapangan Banteng, misalnya. Ada juga lapangan Suropati. Itu seharusnya jadi jantungnya kota. 

SELAMAT ulang tahun kota Jakarta yang ke 488 tahun. Itu yang diucapkan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault. Tokoh nasional yang juga mantan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News