Kisah Pria Korban Ritual Ngeri, Kehilangan Mr.P

Kisah Pria Korban Ritual Ngeri, Kehilangan Mr.P
RITUAL MENGERIKAN: Peserta sunat menuju kedewasaan di Afrika Utara berbaris menuju lokasi acara yang kerap memakan korban jiwa itu. (Carl De Souza/AFP Photo)

jpnn.com - ASANDA, 25, masih tidak bisa melupakan kejadian tiga tahun silam. Ketika itu dia berjalan menyusuri bukit untuk menjadi seorang pria sejati. Asanda berada dalam perjalanan untuk disunat.

Biasanya prosesi sunat dilakukan berbarengan dengan puluhan hingga ratusan pemuda lain. Pascasunat, mereka baru sah menyandang status sebagai pria dewasa.

Kebahagiaan sempat membuncah di dadanya. Namun, perasaan tersebut langsung musnah berganti kekecewaan luar biasa begitu prosesi sunat dilakukan. Ada luka di area Mr.P-nya yang mengakibatkan gangrene. Asanda yang ingin menjadi pria seutuhnya malah harus kehilangan barang yang menurutnya paling berharga. Mr.P-nya justru diamputasi.

Asanda kini memang diasingkan dari lingkungan. Sebab, dia mengungkapkan detail upacara sunat itu ke media sebagai bentuk protes. Asanda akhirnya dikucilkan penduduk karena dianggap menghina ritual dan pantas menerima hukuman pukulan yang cukup parah.

’’Orang-orang melihat saya layaknya saya bukanlah seorang pria,’’ ujar Asanda yang tidak mau nama keluarganya disebutkan. Malu luar biasa membuat Asanda mengatakan kepada kekasihnya bahwa dirinya jatuh dari sepeda dan melukai Mr.P-nya. Sayangnya, kekasihnya tidak percaya dan menuduhnya selingkuh. Nasib Asanda ibarat jatuh tertimpa tangga pula.

Asanda tentu saja bukan kasus satu-satunya di Afrika Selatan. Setiap tahun ritual sunatan itu memang memakan korban. Baik itu korban tewas maupun yang kehilangan Mr.P. Berdasar laporan pemerintah yang dikeluarkan pada Minggu (5/7), sepanjang tahun ini saja dilaporkan ada 14 orang tewas dan 141 orang terluka karena prosesi tersebut.

’’Sebanyak 141 orang ini dirawat di berbagai rumah sakit. Mayoritas mengalami luka, dehidrasi, pneumonia, gangrene, dan aseptik penis,’’ tutur Juru Bicara Dinas Kesehatan di Provinsi Eastern Cape Sizwe Kupelo.

Berdasar laporan media, 41 ribu pria di Eastern Cape telah mengikuti upacara menuju kedewasaan itu sepanjang tahun lalu. Prosesi tersebut memang paling banyak dijalankan di Eastern Cape. Remaja pria yang ingin mengikuti inisiasi itu harus membayar ZAR 1.500 (Rp 1,6 juta). Alih-alih menerima perlakuan yang manusiawi, mereka kadang justru kekurangan makan selama prosesi berlangsung.

ASANDA, 25, masih tidak bisa melupakan kejadian tiga tahun silam. Ketika itu dia berjalan menyusuri bukit untuk menjadi seorang pria sejati. Asanda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News