Artis, Incumbent, Birokrat, Pengusaha...tak Ada Bedanya
jpnn.com - JAKARTA - Menanggapi munculnya sejumlah selebriti yang ikut maju sebagai calon kepala daerah, komisioner KPU Arief Budiman mengatakan, dari pengalaman pilkada sebelumnya, popularitas seseorang memang memberikan pengaruh dalam pilkada. Hanya saja, popularitas itu tidak selalu linear dengan elektabilitas.
"Banyak yang populer tapi tidak juga terpilih," ujarnya di kantor KPU kemarin. Umumnya, popularitas berpengaruh pada tingkat keterkenalan di masyarakat.
Dalam hal pencalonan sejumlah artis dalam pilkada kali ini, KPU memastikan tidak akan mengistimewakan mereka. Bahkan meskipun anggota KPU setempat adalah penggemar sang artis. Menurut dia, kerja KPU sudah terikat dengan mekanisme dan prosedur yang tetap.
"Apakah dia artis, incumbent, birokrat, pengusaha, TNI, Polri, atau lainnya, tidak ada bedanya," lanjut mantan anggota KPU Jatim itu.
Lagipula, pihaknya meyakini masyarakat saat ini sudah lebih rasional dalam menentukan pilihan. Menurut dia, masyarakat idealnya melihat seorang calon kepala daerah dari sisi kapabilitas dan kemampuan dia dalam mengelola daerah tersebut.
"Mampukah dia menyejahterakan masyarakat, sesuai cita-cita demokrasi," tuturnya.
Seorang artis pun, apabila dia dinilai berpotensi mampu menyejahterakan masyarakat, maka juga bisa terpilih. Faktor rasionalitas itulah yang harus diutamakan oleh masyarakat dalam memilih kepala daerah. Bukan hanya sebatas keterkenalan atau popularitas. (bay/byu/and)
JAKARTA - Menanggapi munculnya sejumlah selebriti yang ikut maju sebagai calon kepala daerah, komisioner KPU Arief Budiman mengatakan, dari pengalaman
- Ketua MPR Bambang Soesatyo Ingatkan Pentingnya Pembenahan Parpol, Simak Penjelasannya
- Cak Imin Pastikan PKB Mendukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Sandi AMPI Serukan Rekonsiliasi Pascapemilu: Bersatulah demi Indonesia Emas 2045
- Habib Aboe Tegaskan PKS dan PKB Siap Bekerja Sama di Pilkada Serentak 2024
- Tamil Selvan: Gugatan PDIP ke PTUN Tak Akan Tunda Pelantikan Prabowo-Gibran
- PDIP Masih Buka Pintu untuk Ahok di Pilkada Jakarta 2024, Tetapi