Perawatan Baru Untuk Mereka yang Mengalami Depresi
Saat ini, electroconvulsive therapy atau ECT dianggap menjadi pengobatan yang paling efektif untuk depresi berat, yang belum berhasil dicapai oleh jenis pengobatannya.
Salah satu pasien yang menderita depresi di Australia, sebut saja namanya Sarah, pernah mendapatkan sejumlah pengobatan di tahun-tahun sebelumnya. Tapi tidak ada satu pun dari upaya pengobatan itu yang berhasil mencegah dirinya dari upaya bunuh diri.
Ia seringkali mengalami hilang ingatan, meski hanya sebentar dan sementara. ECT memiliki dampak pada memori dan kemampuan kognitif otak adalah salah satu alasan beberapa orang, termasuk dokter dan pasien, memiliki persepsi negatif dari perawatan ECT.
Tapi dianggap sebagai "salah satu perkembangan paling signifikan dalam pengobatan klinis depresi berat dalam dua dekade terakhir", para peneliti sekarang bekerja dengan untuk mendapatkan terapi ECT yang memberikan banyak manfaat tanpa dampak hilang ingatan.
Profesor Colleen Loo adalah penulis utama dari analisis terbaru yang menemukan ECT jenis ultra pulse. Jenis baru ini sama efektifnya dengan ECT sebelumnya untuk mengobati pasien yang mengalami depresi berat. Tapi ECT jenis baru ini tidak memiliki efek samping yang sama dengan sebelumnya.
Loo dan rekan menemukan bila dibandingkan dengan standar ECT, ECT jenis ultra-pulse mengurangi hilangnya kenangan di masa lalu serta ketidakmampuan untuk mempelajari informasi baru setelah pengobatan.
Saat ini, electroconvulsive therapy atau ECT dianggap menjadi pengobatan yang paling efektif untuk depresi berat, yang belum berhasil dicapai oleh
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik
- Dunia Hari Ini: Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar
- Dunia Hari Ini: Timnas Garuda Muda Kalahkan Australia 1-0