Kalau Harga seperti Ini, Bagaimana Kami Mau Makan?

Kalau Harga seperti Ini, Bagaimana Kami Mau Makan?
Kalau Harga seperti Ini, Bagaimana Kami Mau Makan?

jpnn.com - SINTANG - Para petani karet di Kabupaten Sintang, Kalbar, mulai menjerit. Ini lantaran harga karet terus melorot hingga kisaran Rp4.500 per kilogram. Padahal awal September lalu sempat menyentuh Rp7.000 per kilogram.

“Harga karet sempat naik Rp7.000 per kilogram. Tetapi saat ini turun lagi menjadi Rp4.500 per kilogram,” ungkap Teguh, warga Desa Merarai Satu, Kecamatan Sungai Tebelian ditemui di kediamannya, Minggu (13/9).

Menurutnya, penurutnan harga karet akhir-akhir ini berdampak buruk pada tingkat perekonomian masyarakat. Lantaran perkebunan karet merupakan sektor andalan masyarakat di Sintang, terutama di Sungai Tebelian.

“Sekian banyak petani di Kabupaten Sintang, sebagian besar mengandalkan sektor perkebunan karet rakyat. Kita sangat gelisah dengan semakin turunnya harga karet di tingkat petani ini,” kata Teguh.

Ia menduga, turunnya harga karet di tingkat petani ini dikarenakan permainan dari para tengkulak besar. “Kalau harga seperti ini, bagaimana kami mau makan. Selama ini kami hanya menggantungkan hidup kami dengan menoreh karet,” lirih Teguh.

Dengan harga karet seperti sekarang, ungkap Teguh, petani karet sudah kebingungan untuk membayar angsuran sepeda motornya. “Hampir warga di daerah ini mengandalkan karet untuk membayar angsuran kendaraan. Jika harga karet turun, bagaimana dengan kreditnya,“ katanya resah.

Teguh berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang dapat memberi solusi atas anjloknya harga karet yang menjadi andalan masyarakat.

“Bagaimana caranyalah, entah itu diberi stimulan dana ataupun bekerjasama dengan pengusaha swasta untuk membeli karet dengan harga yang lebih tinggi,” harap Teguh.

SINTANG - Para petani karet di Kabupaten Sintang, Kalbar, mulai menjerit. Ini lantaran harga karet terus melorot hingga kisaran Rp4.500 per kilogram.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News