Pencari Suaka: Indonesia Lebih Cepat Tanggap Urusan Pengungsi Dibanding Negara Ini

Pencari Suaka: Indonesia Lebih Cepat Tanggap Urusan Pengungsi Dibanding Negara Ini
Pencari Suaka: Indonesia Lebih Cepat Tanggap Urusan Pengungsi Dibanding Negara Ini

jpnn.com - BATAMKOTA - Batam kembali didatangi para pencari suaka dan pengungsi. Mereka kini menginap di Taman Aspirasi Batamcentre. Kubra Hudairi, pengungsi dari Afghanistan, mengatakan, ia sudah tinggal di sana selama sepuluh hari.

"Tapi di sini ada juga yang sudah tinggal selama satu bulan," katanya dalam bahasa Inggris.

Wanita berhijab itu datang bersama suami dan seorang anak. Ia menempati satu sudut berkanopi di dekat gerbang masuk taman. Jumat (20/11) siang itu, ia sedang duduk sambil mengipasi kepala anaknya dengan selembar kardus. 

"Kalau udara sangat panas, kulitnya jadi seperti ini," katanya sambil menunjukkan lipatan daun telinga anak berusia tiga tahun itu.

Lipatan daun telinga itu memerah tanda peradangan. Kubra lantas menyibakkan rambut kepala anak bernama Zulqarnan Haidar Haidari itu. Kulitnya terkelupas-kelupas. Di antara kulit yang terkelupas itu muncul bintil-bintil sebesar biji sagu mentah. Warnanya putih.

"Kalau pecah, airnya keluar. Baru dia mengelupas lagi," ujarnya.

Zulqarnan berulang kali menggaruk kepalanya. Gatal. Padahal Kubra sudah menaburkan bedak di atas kulit-kulit yang terkelupas itu. Juga ke dahi anak yang lahir di Jakarta tersebut.

Mungkin bedak tak mempan mengatasi rasa gatalnya. Tapi Kubra enggan membawanya ke dokter. Selain tidak memiliki biaya, ia juga takut berada jauh dari taman itu. Takut kalau-kalau pihak imigrasi memanggil dan ia tidak ada di tempat.

BATAMKOTA - Batam kembali didatangi para pencari suaka dan pengungsi. Mereka kini menginap di Taman Aspirasi Batamcentre. Kubra Hudairi, pengungsi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News