Pencari Suaka: Indonesia Lebih Cepat Tanggap Urusan Pengungsi Dibanding Negara Ini

Pencari Suaka: Indonesia Lebih Cepat Tanggap Urusan Pengungsi Dibanding Negara Ini
Pencari Suaka: Indonesia Lebih Cepat Tanggap Urusan Pengungsi Dibanding Negara Ini

Sebenarnya, tidak ada yang melarangnya berpindah tempat atau bahkan memintanya tetap tinggal di taman itu. Mereka memilih tinggal di sana lantaran tempat itu paling dekat dengan kantor Imigrasi. Mereka ingin mendorong pihak imigrasi untuk cepat memproses kepindahan mereka ke negara ketiga. 

"Kalau teman-teman kami yang sebelumnya juga dibantu, kenapa kami tidak?" tutur Kubra lagi.

Selain Kubra dan keluarganya, masih ada empat belas orang asing lain di sana. Sebelas dewasa dan dua anak. Dua belas laki-laki dan dua perempuan.

Mereka berasal dari Irak dan Sudan. Dan semuanya masih berstatus sebagai pencari suaka. Hanya Kubra dan keluarganya saja yang sudah berstatus sebagai pengungsi. 

Mereka mendirikan tenda-tenda. Ada yang berupa tenda kemah. Ada juga yang berupa tenda dengan kerangka dan terpal seperti dalam acara kawinan. Di dalamnya ada kasur, kelambu, selimut, juga bantal. 

"Semua ini dari masyarakat Batam," kata Kubra.

Sejak mengetahui ada yang tinggal lagi di taman itu, masyarakat bergantian datang ke sana. Memberikan makanan tiga kali sehari. Juga memberikan kelengkapan bermalam. Termasuk juga lotion pengusir nyamuk. 

"Kalau hujan dan malam, kami masuk ke dalam tenda. Tidak ada nyamuk, karena kami tidur di dalam," katanya lagi.

BATAMKOTA - Batam kembali didatangi para pencari suaka dan pengungsi. Mereka kini menginap di Taman Aspirasi Batamcentre. Kubra Hudairi, pengungsi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News