Porsi Pembiayaan Syariah Masih Sangat Kecil
jpnn.com - JAKARTA- Keuangan syariah diklaim berperan penting dalam pembangunan berkelanjutan secara global. Hal itu sejalan dengan kerangka Sustainable Development Goal's (SDG's) disepakati perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Maklum, untuk mencapai tujuan SDG's, dibutuhkan dana tidak sedikit.
Karena itu, persoalan tersebut menjadi tanggung jawab dan tantangan bersama. Baik itu sektor pembiayaan konvensional atau pembiayaan berbasisi syariah. ”Tujuan pembangunan berlanjutan lebih menantang. Butuh dana besar dan terdapat satu miliar orang butuh pembiayaan saat ini,” tutur Gubernur BI Agus Martowardojo, Senin (16/5) kemarin.
Saat ini, sambung Agus, porsi pembiayaan syariah masih sangat kecil. Yakni tidak kurang dari satu persen dari total pembiayaan pembangunan seluruh dunia. Namun, seiring perkembangan ekonomi global, keuangan syariah diyakini memiliki peran penting ke depan.
”Pembiayaan syariah berperan signifikan dan sangat penting untuk mencapai target pada penghujung 2030 mendatang,” tegas Agus. Pada edisi 2009 lalu, total pembiayaan Islam berada di kisaran USD 1 triliun, kemudian menjadi USD 2 triliun pada 2014.
Nah, saat ini dengan hanya membiayai hal sederhana atau satu persen dari total pembiayaan global untuk SDG’s. Karena itu, berdasar kebutuhan pendanaan global itu, pembiayaan sektor syariah amat potensial. ”Banyak kebutuhan dan peluang terbuka lebar,” ucap mantan Dirut Bank Mandiri (BMRI) itu. (far)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun
- Amartha Perkuat Komitmen Membangun Ekosistem Finansial Inklusif di Asia Tenggara
- Hanasui Lebarkan Sayap ke Negeri Jiran, Konsisten Tawarkan Produk Harga Terjangkau
- Tokyo MoU Annual Report 2023: BKI Berhasil Pertahankan Kategori High Performance RO
- Lewat PGTC 2024, Pertamina Siap Kolaborasi Hadapi Trilema Energi