Jokowi Maunya Harga Daging di Bawah Rp 80 Ribu

Jokowi Maunya Harga Daging di Bawah Rp 80 Ribu
Daging sapi. Foto: dok. Radar Cirebon

jpnn.com - JAKARTA--Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menegaskan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara serius dan sungguh-sungguh ingin membalikkan image pasar jelang bulan puasa. Yaitu, harga yang selalu naik saat puasa dan Idul Fitri. Ia memastikan, pemerintah berupaya menstabilkan harga. Terutama sembako.

“Presiden sudah berulang kali memberikan instruksi, baik kepada Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, untuk beberapa komoditas utama itu harus bisa turun. Bukan lagi harga stabil, karena harganya sudah tinggi, tetapi harga harus diturunkan,” kata Pramono kepada wartawai usai mengikuti rapat terbatas, di kantor kepresidenan, Jakarta, Senin (30/5).

Seskab menunjuk contoh, misalnya harga daging di pasaran sudah Rp 120.000/kg, bahkan sudah ada Rp 130.000. Harga itulah yang tidak diinginkan Presiden.

“Presiden mematok bahwa harus bisa di bawah Rp 80.000/kg. Demikian juga dengan harga gula yang sudah di beberapa daerah bahkan sudah Rp15.000. Itu harus bisa turun seperti apa yang menjadi instruksi presiden,” tegasnya.

Ia menyatakan, komoditas utama yang diperlukan pada saat puasa dan lebaran seperti beras, gula, bawang merah, bawang putih, daging, daging ayam mau pun daging sapi harus turun harganya. Untuk menstabilkan harga daging, pemerintah siap menggunakan segala cara. Salah satunya dengan melakukan impor daging.

Menurutnya, Indonesia sudah memiliki hubungan secara langsung dengan negara-negara yang mengimpor daging. Seperti Australia, New Zealand, dan India. Diharapkan dengan mendatangkan daging impor harga yang sampai ke konsumen bisa mencapai Rp 80.000/kg.

Pramono meyakini, upaya mengimpor daging sapi itu tidak akan mengganggu fiskal dalam negeri, karena tidak menggunakan APBN. Selain itu juga mengikuti mekanisme pasar, sehingga BUMN atau siapa pun yang akan melakukan impor pasti akan mendapatkan keuntungan.

Ia menyebutkan, harga daging impor memang murah. Di Australia hanya sekitar Rp 58.000/kg, sementara di Malaysia atau Singapura bisa dijual Rp 70.000 – Rp 75.000/kg. Karena itu, Seskab meyakini impor daging ini tidak akan mengganggu mekanisme pasar. (flo/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News