Siapa Bilang Berdebat Dengan Pasangan Selalu Buruk?

Siapa Bilang Berdebat Dengan Pasangan Selalu Buruk?
Ilustrasi

jpnn.com - BERDEBAT atau berbeda pendapat dengan pasangan, tampaknya kerap dihindari oleh banyak orang. Namun, tahukah Anda, bahwa momen itu bagus untuk kesehatan.

Sebuah studi baru dari University of California, Berkeley dan Northwestern University, meneliti bagaimana Anda bereaksi selama konflik dengan pasangan.

Sebuah studi yang dipublikasikan di Emotion, peneliti melihat hubungan dari 156 pasangan heteroseksual setengah baya dan lebih tua.

Robert Levenson, penulis studi melacak pasangan ini sejak 1989. Setiap lima tahun, pasangan datang ke lab dan memberikan testimonial tentang apa yang terjadi dalam hidup mereka, serta poin menyenangkan dan penyebab renggangnya hubungan mereka.

Interaksi diberi kode dan dilacak untuk menganalisis perilaku dan pasangan, dengan dikaitkan kesehatan mereka.

Peneliti menemukan bahwa bibir terkatup, alis yang bertaut, rahang ketat, berteriak atau suara lirih, sebagai tanda-tanda kemarahan. Pada akhir studi selama satu dekade, peneliti menemukan hubungan yang khas, antara dua reaksi konflik ini dan kesehatan secara keseluruhan.

Mereka yang hanya diam saja memiliki peningkatan risiko penyakit muskuloskeletal, seperti nyeri punggung dan nyeri otot. Peneliti menemukan efek ini, bahkan setelah mengontrol usia, pendidikan, olahraga, merokok, penggunaan alkohol dan konsumsi kafein.

"Konflik yang berlangsung hanya 15 menit atau kurang meramalkan perkembangan masalah kesehatan bagi suami 20 tahun kemudian," kata penulis studi, Claudia Haase, seperti dilansir laman Health, Kamis (16/6). (fny/chi/jpnn)

BERDEBAT atau berbeda pendapat dengan pasangan, tampaknya kerap dihindari oleh banyak orang. Namun, tahukah Anda, bahwa momen itu bagus untuk kesehatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News