Suasana Tegang dan Haru..Korban Perang di Mimika Dibakar Secara Adat

Suasana Tegang dan Haru..Korban Perang di Mimika Dibakar Secara Adat
Prosesi pemakaman korban perang di Kwamki Narama. Foto: Eleuterius Leisubun/Radar Timika

jpnn.com - TIMIKA - Tiga korban pertikaian di Kwamki Narama, Mimika, Papus sudah dimakamkan secara adat, Kamis (28/7) kemarin. Ketiganya dibakar, disaksikan kubu yang bertikai dan para pejabat daerah.

Jasad ketiga warga yang menjadi korban dari antara Kubu Tengah Osea Ongomang dan Esa Kogoya dianggap sebagai korban perang yang tewas di Kampung Jile Yale, Kwamki Narama.

Awalnya waktu pemakaman ketiga korban tersebut saling tarik ulur, antara Kelompok Bawah Atimus Komangal dan Kelompok Atas dan Tengah. Namun atas kesepakatan bersama dalam pertemuan antara seluruh waemum yang difasilitasi olek Kapolda Papua bersama Bupati Puncak dan Bupati Mimika sehingga Kubu Bawah bersedia menerima ketiga korban untuk dimakamkan.  

Korban tewas yang ditemukan pada tanggal 25 juli 2016 sebanyak dua orang, kemudian satu korban lagi ditemukan pada keesokan harinya di belakang Gereja GIDI Jemaat Smirna. Ketiga jasad korban berada di kamar jenazah RSUD Mimika sekitar dua hari, baru kemudian dimakamkan secara adat dengan cara dibakar.

Untuk menghormati korban, ratusan warga berkumpul menyaksikan proses pembakaran jasad. Sebelum proses pembakaran jasad korban dilakukan prosesi adat untuk penghormatan terakhir, dimana keluarga korban mengantar jasad korban dengan tradisi adat. Tidak ketinggalan sanak saudara, ibu, istri dan saudara perempuan ikut larut dalam suasana haru dan duka.

Seperti yang disaksikan Radar Timika, sebelumnya ketiga korban dibawa ke tempat pemakaman. Warga kemudian beramai ramai mencari kayu dan mempersiapkan tempat pembakaran. Ketiga korban dibawa dengan tiga mobil jenazah dan dikawal ketat para personel Brimob Pelopor Timika. Bersamaan dengan keluarga korban dari Suku Dani dan Suku Damal yang berdomisili di Jile Yale juga ikut hadir menyaksikan pemakaman tersebut.

Setibanya di lokasi, api kemudian dinyalakan barulah ketiga jasad korban perang tersebut dimasukkan ke dalam tempat pembakaran. Kemudian dilanjutkan dengan ritual adat. Pihak keluarga korban dan Kelompok Bawah berkumpul sekitar ribuan orang, dengan senjata tajam tradisional berupa panah mengusung kepergian korban. 

Seperti biasanya, keluarga korban harus melepaskan panah ke arah pohon yang sudah ditentukan yang menandakan melepaskan roh atau membuang sial. Namun dalam tradisi tersebut, akan ada tanggapan dari pihak lawan untuk berperang. (rex/adk/jpnn)

TIMIKA - Tiga korban pertikaian di Kwamki Narama, Mimika, Papus sudah dimakamkan secara adat, Kamis (28/7) kemarin. Ketiganya dibakar, disaksikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News