Dituding Provokator, Kameramen Kompas TV Dipukuli Pedemo

Dituding Provokator, Kameramen Kompas TV Dipukuli Pedemo
Kameraman bernama Guntur (kanan) bersama reporter bernama Mutiara (kiri) dari Kompas TV di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (4/11) petang. Foto: Ken Girsang/JPNN.com‎

jpnn.com - JAKARTA - Aksi unjuk rasa Aksi Bela Islam II, Jumat (4/11) di samping Istana Negara sempat memanas selepas salat magrib. Ada kericuhan di Jalan Veteran yang memisahkan kompleks Istana Negara dengan Mahkamah Agung.

Mulanya, teriakan-teriakan mengecam Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama agar segera diadili terus bergema. Padahal batas waktu berunjuk rasa sebagaimana peraturan yang ada telah berakhir karena melewati pukul 18.00.

Bahkan lemparan-lemparan air minum kemasan mulai berhamburan. Di tengah aksi itu, tiba-tiba sekitar pukul 18.40 WIB terdengar teriakan provokator.

Seorang pemuda terlihat ditarik dari kerumunan. Dia tampak dibawa menjauh dari kerumunan.

Pemuda itu menjadi sasaran pemukulan. Ternyata pemuda yang dituding provokator itu merupakan kameramen Kompas TV. Dia kemudian diamankan sejumlah aparat kepolisian.

"Tadi saya lagi ambil gambar, tugas kantor untuk siaran live. Nah waktu tengah mengambil gambar, seseorang dari samping saya mendatangi saya. Dia bilang, ‘ngapain lu ngambil gambar?’,” ujar kameramen Kompas TV bernama Guntur menirukan seorang peserta aksi yang tak dikenalinya.

Menurut Guntur, dirinya setelah diteriaki provokator langsung diseret ke luar dari tengah kerumunan.  Tak pelak sejumlah pukulan melayang ke kepalanya.

"Mereka mengambil ID card saya, juga memory card. Padahal tadi tengah siaran live. Bagaimana mereka bilang saya provokator ngelempar botol air minum. Saya kan lagi ambil gambar," ujar Guntur yang mengaku tengah bertugas bersama reporter Kompas TV bernama Mutiara.

JAKARTA - Aksi unjuk rasa Aksi Bela Islam II, Jumat (4/11) di samping Istana Negara sempat memanas selepas salat magrib. Ada kericuhan di Jalan Veteran

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News