1 Juta Jiwa Tinggalkan Ukraina 7 Hari Terakhir

Yurchenko adalah seorang mahasiswa di Institut Politeknik Kharkiv yang juga tinggal di kota Kharkiv, yang pada Selasa (1/3) mendapat serangan misil dari Rusia.
Menurut Yurchenko, para warga Ukraina di Kharkiv didorong untuk tinggal di tempat-tempat penampungan.
Selain itu, seluruh sistem kereta bawah tanah di kota itu juga beralih fungsi sebagai tempat perlindungan di mana orang-orang membawa semua barang yang dibutuhkan, tetapi banyak stasiun dalam kondisi kapasitas penuh.
"Saya, ibu saya, saudara laki-laki saya, dan orang-orang dari apartemen kami duduk di ruang bawah tanah."
"Di sini dingin tetapi kami masih bisa bertahan. Kami menyeret balok kayu dari jalan, kursi, dan segala yang kami bisa untuk membuat tempat ini nyaman."
"Kami sudah tahu akan ada perang sehingga kami memiliki cukup makanan untuk saat ini," katanya.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan pihaknya siap menampung pengungsi Ukraina.
“Untuk melanjutkan solidaritas dengan rakyat Ukraina, kami akan melanjutkan untuk menerima mereka yang mencari perlindungan di negara ketiga,” kata Kishida setelah sambungan telepon tersebut.
Sebanyak satu juta jiwa rakyat Ukraina meninggalkan negaranya dalam tujuh hari terakhir.
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Unggah Laporan MSF, Angelina Jolie Mengutuk Serangan di Gaza
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- UNHCR Khawatirkan Nasib Jutaan Pengungsi Terdampak Efisiensi Anggaran
- Volodymyr Zelenskyy Menyesali Pertengkaran dengan Donald Trump