13 Pekerja Tewas Akibat Ledakan Tungku Smelter di Morowali, Tiongkok Bereaksi

13 Pekerja Tewas Akibat Ledakan Tungku Smelter di Morowali, Tiongkok Bereaksi
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Mao Ning menyebut Kemenlu Tiongkok terus berkoordinasi dengan lembaga pemerintah lainnya serta pemerintah daerah terkait ledakan tungku smelter yang menimbulkan kebakaran itu.

"Kami juga menginstruksikan untuk serta mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut. Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta juga memberikan arahan kepada perusahaan terkait mengenai pengaturan tindak lanjutnya," ucap Mao Ning.

Dia menyebut Pemerintah Tiongkok tetap menjalin komunikasi yang erat dengan otoritas Indonesia untuk memastikan semua hal dapat ditangani dengan baik.

Kepala Divisi Media Relations Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan mengatakan manajemen  mereka telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pasca kecelakaan kerja, serta santunan bagi keluarga korban.

Menurut Dedy, tungku smelter feronito No. 41 di lantai 2 yang meledak dan kebakaran, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.

Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

Dia menyebut saat ini tim PT IMIP tengah berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Danrem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali.(ant/jpnn.com)


Kemenlu Tiongkok bereaksi atas ledakan tungku smelter PT ITSS di Morowali, Sulteng yang menewaskan 13 pekerja, termasuk 4 TKA China.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News