16 Bulan Rodrigo Duterte jadi Presiden, Aman tapi Mencekam

16 Bulan Rodrigo Duterte jadi Presiden, Aman tapi Mencekam
Angkutan kota khas Filipina Jeepney, menenuhi jalanan di kawasan Roxas Boulevard, Pasay, Metro Manila. Kawasan ini dianggap salah satu titik paling tidak aman di Manila. Foto: Ainur Rohman/Jawa Pos

Jamak pula dilihat ibu-ibu memandikan anak-anak mereka tepat di tepi jalan pada pagi dan sore hari.

Itu sudah lengkap dengan sabun dan sampo. Jadilah air berbusa tersebut sering memenuhi trotoar dan agak menyulitkan pejalan kaki.

Tetapi, yang paling khas dari Filipina adalah lalu lintasnya. Jalanan didominasi jeepney, angkutan umum khas Filipina yang terinspirasi dari jip peninggalan Perang Dunia II.

Becak bermotor alias tricycle dan becak tidak bermotor atau pedicab berderet-deret antre menunggu penumpang. Kawasan kumuh dan miskin terpampang di sudut-sudut tersembunyi Metro Manila.

Namun, ada satu nama yang sangat memengaruhi denyut nadi dan debar mental penduduk Manila setidaknya dalam 16 bulan terakhir.

Dia adalah Rodrigo Duterte. Mantan wali kota Davao, wilayah di Mindanao, pulau paling selatan di Filipina, itu terkenal di seluruh dunia karena aksi koboinya dalam membantai penjahat dan gembong narkotika.

Dalam laporan Kepolisian Nasional Filipina, ada sekitar 7.000 pelaku tindak kriminal yang dibunuh begitu saja oleh petugas.

Itu hanya data yang dikumpulkan sejak 1 Juli 2016 (satu bulan sejak Duterte dilantik sebagai presiden) sampai Januari 2017.

Rodrigo Duterte baru 16 bulan jadi Presiden Filipina. Manila terasa lebih aman, tapi juga mencekam. Melihat mayat bergelimpangan di jalan itu hal biasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News