17 Ibu Rumah Tangga Positif HIV AIDS

17 Ibu Rumah Tangga Positif HIV AIDS
17 Ibu Rumah Tangga Positif HIV AIDS
Sementara itu, dari 220 orang yang terjangkit HIV/AIDS, sampai saat ini 56 diantaranya telah meninggal dunia dan 84 orang menjalani perawatan. Mereka tersebar di semua wilayah Kota Tasikmalaya.

Adapun, tren penularan virus HIV,  kata dia, saat ini dominan akibat perilaku seks beresiko, seperti perilaku seks di luar nikah, sering gonta-ganti pasangan dan kurangnya penggunaan kondom. ”Sebenernya model penyebaran hanya ada dua. Pengguna jarum suntik sama seksual. Di Tasik paling tingggi pengguna nafza (narkotika dan zat adiktif) suntik, tapi tren-tren terakhir berubah menjadi dari faktor hubungan seksual paling tinggi. Hampir sekitar enam puluh persenan lebih,” tuturnya.

Seorang yang terjangkit HIV/AIDS, papar Ari, antibody-nya melemah sehingga tubuh akan semakin rentan terhadap serangan virus lainnya. Orang yang terkena HIV AIDS --setelah diketahui sakit-- harapan hidupnya menurun hanya antara dua sampai tiga tahun. ”Jadi masa inkubasinya itu biasanya lima tahun sejak pertama kali dia terpapar. Biasanya baru diketahui ketika dia diperiksa ke rumah sakit,” paparnya.

Meminimalisir penyebaran virus ini, langkah terbaik, yaitu mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan penularan virus yang hingga saat ini belum ada obat untuk penyembuhannya itu.  Bagi penderita yang sudah positif, Pemerintah Kota Tasikmalaya memberikan obat anti retropiral virus (ATV) yang tersedia di rumah sakit secara gratis.

TASIK – Sampai tahun ini, sebanyak 17 ibu rumah tangga di Kota Tasikmalaya mengidap HIV/AIDS. Mereka menjadi bagian dari 220 orang yang terjangkit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News