17 Kali Gelar Perkara, Bukukan True Story Gerakan Sergap Buronan

17 Kali Gelar Perkara, Bukukan True Story Gerakan Sergap Buronan
Dua Plt Wakil Ketua KPK Mas Achmad Santosa (kiri) dan Waluyo di ruang VIP Balai Kartini, Jakarta, kemarin (2/12). (foto: soetomo samsu/JPNN)
Ada optmisme, karena di saat KPK sedang dilanda persoalan, dukungan masyarakat cukup gencar kepada KPK. Ini sebuah gambaran bahwa publik menginginkan upaya pemberantasan korupsi jalan terus. "Saya sangat terkesan dan mengapreasiasi dukungan itu," ucapnya.

Rintisan karir Waluyo cukup unik. Selepas lulus STM 2 Solo Jawa Tengah (1972-1974), dia langsung bekerja. Selang enam tahun berikutnya, dia baru kuliah di  Fakultas Teknik  Universitas Trisakti dan lulus 1986. Selanjutnya, kuliah Program Magister Manajemen Prasetya Mulya (1994-1996). Saat ini masih kuliah Strata 3 Ekonomi/Stratejik Manajemen Universitas Indonesia. "Jadi saya masih muda, karena masih mahasiswa," ujarnya bergurau.

Kemana setelah 'pensiun' dari KPK? "Insya Allah balik ke Pertamina," jawab pria yang dua bulan lalu meninggalkan jabatan sebagai Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia Pertamina itu. Selain itu, dia ingin membukukan cerita-cerita ringan tapi menarik di seputar dalam KPK. Misalnya, bagaimana sikap anak istri penyidik yang kerap pulang malam. Atau, bagaimana tim KPK menyamar sebagai pembantu yang sedang pacaran saat ingin menangkap buronan KPK di sebuah rumah di Pondok Indah.

Contoh lain, masih kata Waluyo, tim dari KPK harus menyamar dengan membawa mobil pengganti lampu di jalan depan rumah jaksa Urip Tri Gunawan. Padahal agar bisa melongok mendeteksi aktifitas di dalam rumah itu. "Hal yang seperti ini menarik untuk membangkitkan spirit kebangsaan bagi para generasi muda. "Itu semua true story," imbuhnya.

BIBIT Samad Rianto dan Chandra M Hamzah akan balik ke markasnya untuk kembali aktif sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah kasus

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News