2 Stafsus Jokowi Mundur, Laode: Pejabat Milenial dan Kolonial Sama Aja

2 Stafsus Jokowi Mundur, Laode: Pejabat Milenial dan Kolonial Sama Aja
Presiden memperkenalkan ketujuh stafsus, Jumat (22/11). Foto : Fathra Nazrul Islam

jpnn.com, JAKARTA - Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif, merespons mundurnya dua staf khusus (stafsus) "milenial" Presiden Jokowi, yakni Adhamas Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra.

"Saya menghargai dia (CEO PT Amartha Mikro Fintek Andi Taufan) telah mengundurkan diri, termasuk yang (CEO) Ruangguru (Belva Devara), juga mengundurkan diri. Jadi, janganlah anak-anak muda ini teracuni kepalanya dengan 'conflict of interest'," kata Syarif dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.

Seharusnya, kata dia, dua stafsus tersebut memberikan contoh kepada anak-anak muda lain terlebih mereka adalah lulusan luar negeri.

Terkait hal itu, Syarif pun menilai tidak ada perbedaan sifat antara pejabat milenial dengan pejabat kolonial atau yang lebih tua dalam hal konflik kepentingan.

"Ternyata milenial dan kolonial itu sama saja sifatnya. Kalau sudah uang, lupa segalanya. Oleh karena itu, kita berharap dalam keadaan susah, kita hindari konflik kepentingan," ujar Syarif.

Ia pun lantas mencontohkan dua pejabat yang terjerat kasus korupsi, yakni mantan Ketua DPR RI Setya Novanto sebagai pejabat senior dan mantan Gubernur Jambi Zumi Zola yang tergolong sebagai pejabat muda.

"Memang kenyataannya kalau dilihat di KPK selama saya di sana dan memperhatikan perilaku orang tua dan muda sama saja. Contoh, kalau kita anggap Pak Setnov sudah ada di Orba tetapi Zumi Zola umurnya berapa? Jauh lebih muda dari saya," kata dia.

Belva ramai disorot publik karena Ruangguru melalui programnya Skill Academy menjadi penyedia pelatihan "online" untuk Program Kartu Pra Kerja.

Mantan pimpinan Komisi KPK Laode M Syarif, merespons mundurnya dua stafsus milenial Presiden Jokowi, yakni Adhamas Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News