2 Tahun Jokowi-JK, Kemendikbud Galakkan Program Prioritas dan Tepat Sasaran

2 Tahun Jokowi-JK, Kemendikbud Galakkan Program Prioritas dan Tepat Sasaran
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: Raka Denny/Jawa Pos

Tercatat di Data Pokok Pendidikan (Dapodik), APK untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengalami peningkatan dari 75,53 persen di tahun 2015 menjadi 76,45 persen di tahun 2016. Sesuai dengan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (Susesnas BPS) tahun 2015, sebanyak 99,7 persen penduduk Indonesia usia 15 sampai 24 tahun telah melek aksara, dan 98,5 persen penduduk usia 25 sampai 44 tahun telah terbebas dari buta aksara. 

Adapun akreditasi satuan pendidikan juga mengalami tren peningkatan dari tahun 2014 ke tahun 2015. Terlihat pada jenjang Sekolah Dasar (SD), dilaporkan oleh Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP), jumlah sekolah yang mencapai akreditasi minimal B di seluruh Indonesia meningkat dari angka 45  menjadi 58,8 persen.

Untuk meningkatkan dampak atas penguatan kualitas sumber daya manusia, maka telah diupayakan program peningkatan kualitas pendidikan. Penguatan pendidikan vokasi sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa menunjukkan perbaikan dari tahun sebelumnya. 

Di tahun 2015, pemerintah membangun 40 SMK di bidang Maritim, dan 60 SMK di bidang Pertanian. Kemendikbud juga membantu peningkatan kualitas 622 ruang praktik dan laboratorium SMK.

Sementara di tahun 2016, pemerintah membangun 74 SMK di bidang Maritim, dan 32 SMK di bidang Pertanian. Kemendikbud juga membantu peningkatan kualitas 1.333 ruang praktik dan laboratorium SMK. Untuk  menunjang kegiatan belajar  siswa, Kemendikbud membantu penyediaan 3.069 ruang kelas baru. Saat ini Kemendikbud terus berupaya meningkatkan jumlah SMK rujukan dan penyediaan guru produktif yang mampu menjawab tantangan penyiapan tenaga terampil yang siap bersaing dan berkontribusi dalam pembangunan nasional.

Sejalan dengan nawacita dalam memperteguh kebhinekaan dan melakukan restorasi sosial Indonesia, pemerintah terus menguatkan peran kebudayaan dalam pendidikan nasional. Pada tahun 2015, Kemendikbud telah berhasil menambah jumlah kata/frasa dalam Kamus Bahasa Indonesia menjadi 109.611 lema. 

Indonesia juga telah mencatatkan tiga genre Tari Tradisional Bali sebagai World Intangible Cultural Heritage dan telah ditetapkan oleh United Nations of Education and Cultural Organization (UNSECO) pada tahun 2015. Hingga tahun 2016, sebanyak 443 warisan budaya tak benda telah ditetapkan dari total 6.238 yang tercatat.

Aktivitas seni budaya di sekolah juga terus diperkuat. Di sepanjang tahun 2016 Kemendikbud telah memberikan bantuan sarana kesenian tradisional kepada 695 sekolah, dan bantuan pembangunan laboratorium seni dan film kepada 21 SMA. Selain itu, sebanyak 139 desa adat telah direvitalisasi, 334 komunitas budaya telah mendapatkan bantuan fasilitasi, serta sebanyak 26.100 cagar budaya telah  berhasil diregistrasi. 

JAKARTA - Sebagai upaya membumikan nawacita, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya meningkatkan capaian pada program-program

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News