20 Tahun Penyelamatan Pencari Suaka di KM Palapa, Mereka yang Terlibat Ungkap Apa yang Terjadi

"Apakah kami harus bertahan di kampung kami dan berharap bisa bertahan hidup? Mungkin Taliban akan menyelamatkan kami atau membunuh kami di bawah todongan senjata," katanya.
"Kami mempertaruhkan hidup untuk sampai ke sana (Jakarta). Kami telah menempuh perjalanan darat dan laut, melintasi pegunungan, dan sekarang tiba pada langkah terakhir. Apakah akan naik perahu yang mungkin mengantar kami ke keselamatan dan keamanan, dan mungkin juga tidak? Atau kami harus tinggal di sana karena takut tenggelam?" tutur Abbas.
Akhirnya, satu per satu pencari suaka itu pun mulai menaiki KM Palapa.
"Saat itulah perjalanan kami ke Australia benar-benar dimulai," kata Abbas.
"Perjalanan menemukan kehidupan baru".
Mesin KM Palapa mati setelah 24 jam
Dua puluh empat jam setelah KM Palapa meninggalkan Indonesia, mesinnya mati.
Tidak ada radio di perahu itu dan tidak ada daratan yang terlihat. Posisinya di tengah samudera.
"Kami seperti mainan terombang-ambing di samudera yang luas itu," kata Abbas Nazari.
Keberangkatan pencari suaka Afghanistan ke Australia dari Jakarta lewat laut mengejutkan dunia dua puluh tahun lalu
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Hari Pendidikan Nasional, ASDP Ajak Siswa Belajar Dari Dek Kapal